Karya sastra adalah hasil kreativitas manusia yang menggunakan bahasa sebagai media untuk menyampaikan pesan, gagasan, atau perasaan kepada pembaca atau pendengar. Karya sastra memiliki ciri-ciri keartistikan, keindahan, dan keorisinalan yang membedakannya dari karya tulis biasa. Karya sastra juga memiliki struktur yang terdiri dari unsur-unsur yang saling berhubungan dan membentuk makna.
Unsur-unsur yang membangun karya sastra dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri, seperti tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Unsur intrinsik ini berfungsi untuk mengembangkan isi dan bentuk karya sastra.
Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik ini berfungsi untuk memberikan latar belakang, konteks, atau penjelasan tambahan tentang karya sastra. Unsur ekstrinsik ini juga dapat mempengaruhi cara penulis menulis dan cara pembaca menafsirkan karya sastra.
Jenis-Jenis Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra
Unsur ekstrinsik dalam karya sastra dapat bermacam-macam, tergantung pada jenis, genre, dan periode karya sastra tersebut. Namun, secara umum, ada beberapa jenis unsur ekstrinsik yang sering ditemukan dalam karya sastra, yaitu:
- Kondisi pembuatan karya sastra. Ini meliputi waktu, tempat, tujuan, dan motivasi penulis dalam menciptakan karya sastra. Kondisi ini dapat mempengaruhi pilihan tema, alur, tokoh, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa yang digunakan oleh penulis. Contohnya, novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang terinspirasi dari pengalaman penulisnya sendiri saat bersekolah di Belitung.
- Latar belakang pengarang. Ini meliputi aspek-aspek pribadi penulis, seperti biografi, pendidikan, pekerjaan, kepercayaan, ideologi, pandangan hidup, dan minat. Latar belakang ini dapat mempengaruhi sikap, nilai-nilai, dan pandangan penulis terhadap berbagai hal yang ditulisnya dalam karya sastra. Contohnya, puisi-puisi Chairil Anwar yang banyak dipengaruhi oleh kehidupan pribadinya yang penuh konflik dan pergolakan.
- Nilai-nilai. Ini meliputi nilai-nilai yang berkaitan dengan agama, moral, sosial, budaya, politik, ekonomi, sejarah, dan lain-lain yang ada di masyarakat atau lingkungan tempat karya sastra itu dibuat atau berlatar. Nilai-nilai ini dapat mempengaruhi pesan atau amanat yang ingin disampaikan oleh penulis dalam karya sastra. Contohnya, cerpen Lelaki dan Mesiu karya Pramoedya Ananta Toer yang menggambarkan nilai-nilai perjuangan dan nasionalisme pada masa revolusi Indonesia.
Contoh Unsur Ekstrinsik dalam Karya Sastra
Untuk lebih memahami unsur ekstrinsik dalam karya sastra, berikut adalah beberapa contoh penggunaannya dalam berbagai jenis karya sastra:
- Puisi. Salah satu puisi yang memiliki unsur ekstrinsik yang kuat adalah puisi Aku karya Chairil Anwar. Puisi ini menggambarkan sikap dan pandangan hidup penulis yang pemberontak, individualis, dan anti-tradisional. Unsur ekstrinsik yang dapat dilihat dalam puisi ini adalah latar belakang pengarang yang terpengaruh oleh aliran sastra modernisme Eropa, kondisi pembuatan karya sastra yang ditulis pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan kebebasan, kemandirian, dan eksistensi diri.
- Drama. Salah satu drama yang memiliki unsur ekstrinsik yang jelas adalah drama Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Drama ini mengisahkan tentang seorang gadis desa yang menjadi ronggeng (penari tradisional) dan mengalami berbagai konflik dengan masyarakat sekitarnya. Unsur ekstrinsik yang dapat ditemukan dalam drama ini adalah kondisi pembuatan karya sastra yang ditulis pada masa Orde Baru, latar belakang pengarang yang berasal dari desa di Banyumas, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan budaya Jawa, peran wanita, kemiskinan, dan politik.
- Cerpen. Salah satu cerpen yang memiliki unsur ekstrinsik yang menarik adalah cerpen Gelas-Gelas Berdenting karya Umar Kayam. Cerpen ini bercerita tentang seorang ibu rumah tangga yang merasa kesepian dan tidak bahagia dengan suaminya yang sibuk bekerja. Unsur ekstrinsik yang dapat dianalisis dalam cerpen ini adalah kondisi pembuatan karya sastra yang ditulis pada masa Orde Baru, latar belakang pengarang yang merupakan seorang akademisi dan budayawan, dan nilai-nilai yang berkaitan dengan pernikahan, keluarga, kesetaraan gender, dan kelas sosial.
Kesimpulan
Unsur ekstrinsik dalam karya sastra adalah unsur-unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Unsur ekstrinsik ini berfungsi untuk memberikan latar belakang, konteks, atau penjelasan tambahan tentang karya sastra. Unsur ekstrinsik ini juga dapat mempengaruhi cara penulis menulis dan cara pembaca menafsirkan karya sastra.
Unsur ekstrinsik dalam karya sastra dapat bermacam-macam, tergantung pada jenis, genre, dan periode karya sastra tersebut. Namun, secara umum, ada beberapa jenis unsur ekstrinsik yang sering ditemukan dalam karya sastra, yaitu kondisi pembuatan karya sastra, latar belakang pengarang, dan nilai-nilai.
Unsur ekstrinsik dalam karya sastra dapat ditemukan dan dianalisis dalam berbagai jenis karya sastra, seperti puisi, drama, cerpen, dan novel. Dengan memahami unsur ekstrinsik dalam karya sastra, kita dapat lebih mengapresiasi karya sastra tersebut secara lebih mendalam dan kritis.