Tradisi Sekaten: Salah Satu Tradisi Islam Nusantara yang Masih Lestari

Tradisi Sekaten: Salah Satu Tradisi Islam Nusantara yang Masih Lestari

Posted on

Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan tradisi, termasuk dalam tradisi Islam Nusantara yang masih lestari hingga saat ini. Salah satu tradisi tersebut adalah tradisi Sekaten, yang biasanya dilaksanakan di Yogyakarta dan Surakarta.

Apa itu Tradisi Sekaten?

Tradisi Sekaten adalah perayaan tahunan yang dilakukan oleh masyarakat Yogyakarta dan Surakarta untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan ini biasanya dilakukan selama 8 hari, dimulai pada tanggal 5 hingga 13 Rabiul Awal.

Di dalam tradisi Sekaten, terdapat beberapa acara yang wajib dilaksanakan, seperti peniupan kentongan, tarian gambyong, pembacaan maulid, serta pesta kesenian.

Asal Usul Tradisi Sekaten

Asal usul tradisi Sekaten masih menjadi perdebatan di kalangan sejarawan. Namun, ada beberapa versi yang berkembang di masyarakat.

Salah satu versi mengatakan bahwa tradisi Sekaten berasal dari zaman Kerajaan Mataram Islam. Ketika itu, Sunan Kalijaga mengajarkan agama Islam kepada masyarakat dengan cara yang menyenangkan, seperti dengan alat musik dan tarian. Karena itu, tradisi Sekaten dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada Sunan Kalijaga.

Baca Juga:  Apakah Perbedaan Ketentuan Pembagian Daging

Versi lain mengatakan bahwa tradisi Sekaten berasal dari pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha, yang pada saat itu masih dipraktikkan oleh masyarakat Jawa. Salah satu buktinya adalah adanya gamelan yang digunakan dalam acara Sekaten, yang memiliki kemiripan dengan gamelan dalam kebudayaan Hindu-Buddha.

Peniupan Kentongan

Salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu dalam tradisi Sekaten adalah peniupan kentongan. Kentongan yang digunakan dalam acara ini terbuat dari kayu jati, dan memiliki ukuran yang besar.

Peniupan kentongan dilakukan setiap malam selama 8 hari, dimulai pada pukul 21.00. Kentongan tersebut akan ditiup oleh empat orang yang terdiri dari dua orang dari kalangan keraton, dan dua orang dari kalangan masyarakat umum.

Setiap peniupan kentongan diiringi dengan penabuhan gamelan dan diakhiri dengan pembacaan maulid. Setelah itu, masyarakat dapat menari gambyong hingga larut malam.

Tarian Gambyong

Tarian gambyong adalah tarian khas dari tradisi Sekaten. Tarian ini biasanya dilakukan oleh sekelompok wanita yang mengenakan pakaian adat Jawa.

Tarian gambyong dimulai dengan gerakan slow motion yang diiringi dengan musik gamelan. Setelah itu, gerakan menjadi semakin cepat hingga akhirnya masyarakat dapat ikut menari bersama.

Pembacaan Maulid

Pembacaan maulid adalah acara yang wajib dilakukan dalam tradisi Sekaten. Maulid sendiri adalah perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga:  Jelaskan Mengapa UKM dan Koperasi Lebih Mampu Bertahan dari Krisis Ekonomi 1997-98 dan 2008

Pembacaan maulid dilakukan setiap malam setelah peniupan kentongan. Pembacaan tersebut diiringi dengan musik gamelan dan diakhiri dengan doa bersama.

Pesta Kesenian

Pesta kesenian adalah acara yang paling meriah dalam tradisi Sekaten. Pesta ini biasanya dilakukan pada malam terakhir, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Pesta kesenian diisi dengan berbagai macam atraksi seni, seperti wayang kulit, tari topeng, dan tari bedhaya ketawang. Selain itu, masyarakat juga dapat menikmati kuliner khas Yogyakarta dan Surakarta.

Nilai-nilai dalam Tradisi Sekaten

Tradisi Sekaten tidak hanya sekedar perayaan, namun juga memiliki nilai-nilai yang dapat diambil oleh masyarakat. Beberapa nilai tersebut antara lain:

1. Kebhinekaan

Tradisi Sekaten diikuti oleh masyarakat dari berbagai latar belakang, baik agama maupun suku. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan kebhinekaan.

2. Toleransi

Tradisi Sekaten juga menunjukkan nilai toleransi antarumat beragama. Meskipun tradisi ini berasal dari agama Islam, namun masyarakat dari berbagai agama turut serta dalam perayaan ini.

3. Penghargaan terhadap Budaya

Tradisi Sekaten merupakan bentuk penghargaan terhadap budaya Jawa yang masih lestari hingga saat ini. Masyarakat dapat belajar dan mempraktikkan budaya Jawa melalui tradisi ini.

Baca Juga:  Tujuan Pergerakan Nasional Indonesia Diwujudkan

Kesimpulan

Tradisi Sekaten adalah salah satu tradisi Islam Nusantara yang masih lestari hingga saat ini. Perayaan ini diikuti oleh masyarakat dari berbagai latar belakang, baik agama maupun suku. Selain sebagai bentuk perayaan, tradisi Sekaten juga mengandung nilai-nilai kebhinekaan, toleransi, serta penghargaan terhadap budaya.

Pos Terkait: