Tokoh Utusan PKI yang Berhasil Menyusup ke Dalam Sarekat Islam

Tokoh Utusan PKI yang Berhasil Menyusup ke Dalam Sarekat Islam

Posted on
Tokoh Utusan PKI yang Berhasil Menyusup ke Dalam Sarekat Islam

 

Sarekat Islam (SI) adalah salah satu organisasi pergerakan nasional yang berdiri pada tahun 1905 dengan tujuan untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan masyarakat pribumi yang beragama Islam. SI juga menentang dominasi kolonial Belanda dan pedagang-pedagang etnis Cina di sektor ekonomi Indonesia.

Namun, di balik perjuangan SI, terdapat juga upaya infiltrasi dari Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin memanfaatkan SI sebagai sarana untuk menyebarkan ideologi komunisme di kalangan rakyat. PKI mengirimkan beberapa utusannya untuk menyusup ke dalam tubuh SI dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.

Salah satu tokoh utusan PKI yang berhasil menyusup ke dalam SI adalah Semaun. Semaun adalah seorang aktivis buruh yang bergabung dengan SI pada tahun 1914. Ia menjadi redaktur surat kabar SI berbahasa Melayu dan Sinar Djawa-Sinar Hindia. Ia juga menjadi anggota dewan pimpinan SI pada tahun 1918.

Semaun banyak terlibat dalam aksi-aksi pemogokan buruh dan petani yang menuntut kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja. Ia juga mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah kolonial Belanda yang merugikan rakyat. Semaun berusaha untuk mengajak anggota SI untuk beralih ke pihak PKI dengan mengedepankan propaganda komunis.

Baca Juga:  Forehand Drive: Gerakan Dasar Dalam Permainan Tenis Meja

Namun, upaya Semaun tidak berhasil sepenuhnya karena banyak anggota SI yang masih setia pada ideologi Islam dan nasionalisme. Semaun juga mendapat tentangan dari para pemimpin SI seperti H.O.S Tjokroaminoto dan Agus Salim yang menolak komunisme. Akhirnya, pada tahun 1921, Semaun keluar dari SI dan mendirikan Partai Komunis Indonesia Baru bersama dengan Tan Malaka dan Alimin.

Semaun adalah salah satu contoh dari tokoh utusan PKI yang berhasil menyusup ke dalam SI. Ia memiliki peran penting dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia karena ia merupakan salah satu pelopor gerakan buruh dan petani di Indonesia. Namun, ia juga memiliki dampak negatif karena ia mencoba untuk mengubah arah perjuangan SI dari Islam dan nasionalisme menjadi komunisme.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *