Sistem Nilai Tukar Mata Uang yang Diterapkan di Indonesia

Sistem Nilai Tukar Mata Uang yang Diterapkan di Indonesia

Posted on

Nilai tukar mata uang adalah perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Nilai tukar mata uang sangat penting dalam perekonomian global karena mempengaruhi perdagangan internasional, investasi asing, dan stabilitas moneter. Ada berbagai sistem nilai tukar mata uang yang dapat diterapkan oleh suatu negara, seperti sistem nilai tukar tetap, sistem nilai tukar mengambang, dan sistem nilai tukar mengambang terkendali. Sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh suatu negara dapat berubah seiring dengan perkembangan ekonomi dan politik di dalam dan luar negeri.

Sistem Nilai Tukar Tetap

Sistem nilai tukar tetap adalah sistem di mana nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing ditetapkan pada tingkat tertentu oleh pemerintah atau bank sentral. Sistem ini bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan menghindari fluktuasi yang dapat merugikan perekonomian. Untuk mempertahankan nilai tukar tetap, pemerintah atau bank sentral harus melakukan intervensi di pasar valuta asing dengan menjual atau membeli mata uang asing sesuai dengan kebutuhan. Sistem ini juga memerlukan cadangan devisa yang cukup untuk menopang intervensi tersebut.

Baca Juga:  Kriteria Umum dalam Memilih Tim Proyek di Perusahaan

Sistem nilai tukar tetap pernah diterapkan di Indonesia pada masa Orde Lama dan Orde Baru. Pada masa Orde Lama, Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap terhadap dolar Amerika Serikat dengan menggunakan sistem devisa pelengkap dan bonus ekspor. Sistem ini mengharuskan para eksportir untuk menjual sebagian devisa hasil ekspornya kepada Bank Indonesia dengan kurs yang ditetapkan oleh pemerintah. Sistem ini berakhir pada tahun 1965 karena krisis ekonomi dan politik yang melanda Indonesia. Pada masa Orde Baru, Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap terhadap sekeranjang mata uang asing yang terdiri dari dolar Amerika Serikat, yen Jepang, mark Jerman, dan poundsterling Inggris. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekspor Indonesia di pasar internasional. Sistem ini berakhir pada tahun 1997 karena krisis moneter yang melanda Asia.

Sistem Nilai Tukar Mengambang

Sistem nilai tukar mengambang adalah sistem di mana nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan permintaan dan penawaran. Sistem ini memberikan fleksibilitas bagi pemerintah atau bank sentral untuk menyesuaikan kebijakan moneter sesuai dengan kondisi ekonomi tanpa harus terikat oleh nilai tukar tertentu. Sistem ini juga tidak memerlukan cadangan devisa yang besar karena tidak ada keharusan untuk mempertahankan nilai tukar. Namun, sistem ini juga memiliki risiko fluktuasi nilai tukar yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, seperti spekulasi, krisis, dan perang.

Baca Juga:  Kebebasan Berpendapat atau Berekspresi di Indonesia: Evaluasi Saat Ini

Sistem nilai tukar mengambang dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem nilai tukar mengambang murni dan sistem nilai tukar mengambang terkendali. Sistem nilai tukar mengambang murni adalah sistem di mana pemerintah atau bank sentral tidak melakukan intervensi sama sekali di pasar valuta asing dan menyerahkan sepenuhnya penetapan nilai tukar kepada mekanisme pasar. Sistem ini jarang diterapkan oleh negara-negara di dunia karena dianggap terlalu berisiko. Sistem nilai tukar mengambang terkendali adalah sistem di mana pemerintah atau bank sentral melakukan intervensi secara berkala di pasar valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar atau mengarahkannya ke tingkat yang diinginkan. Sistem ini lebih banyak diterapkan oleh negara-negara di dunia karena dianggap lebih seimbang.

Sistem nilai tukar mengambang terkendali adalah sistem yang diterapkan oleh Indonesia sejak tahun 1997 hingga saat ini. Sistem ini diadopsi sebagai respons terhadap krisis moneter yang menyebabkan runtuhnya sistem nilai tukar tetap. Sistem ini bertujuan untuk memulihkan kepercayaan pasar, meningkatkan efisiensi ekonomi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Sistem ini juga memungkinkan Indonesia untuk mengisolasikan diri dari dampak kebijakan luar negeri dan memiliki kebijakan moneter yang independen. Namun, sistem ini juga menuntut Indonesia untuk memiliki cadangan devisa yang memadai, menjaga stabilitas makroekonomi, dan mengantisipasi pergerakan spekulatif.

Baca Juga:  Apa itu Kendi? Sejarah dan Manfaatnya bagi Kesehatan

Kesimpulan

Sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh suatu negara dapat berbeda-beda tergantung dari tujuan, kondisi, dan strategi ekonominya. Indonesia telah mengalami beberapa perubahan sistem nilai tukar mata uang sejak kemerdekaannya hingga saat ini. Sistem nilai tukar mata uang yang diterapkan oleh Indonesia saat ini adalah sistem nilai tukar mengambang terkendali yang memberikan fleksibilitas dan stabilitas bagi perekonomian Indonesia.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *