Sistem Monik: Pintu/Saluran Air yang Efektif untuk Kolam Budi Daya Pembenihan Ikan Konsumsi

Sistem Monik: Pintu/Saluran Air yang Efektif untuk Kolam Budi Daya Pembenihan Ikan Konsumsi

Posted on

Budi daya pembenihan ikan konsumsi adalah salah satu usaha yang menjanjikan di bidang perikanan. Ikan konsumsi adalah ikan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein hewani bagi manusia, seperti ikan nila, lele, patin, bawal, bandeng, dan lain-lain. Untuk menghasilkan ikan konsumsi yang berkualitas, salah satu faktor penting yang harus diperhatikan adalah ketersediaan air yang bersih dan sehat di kolam budi daya.

Air merupakan media hidup bagi ikan. Air yang baik harus memiliki kualitas fisik, kimia, dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Kualitas air dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat, karbondioksida, bahan organik, plankton, dan lain-lain. Kualitas air dapat berubah seiring dengan waktu dan aktivitas ikan di dalam kolam.

Salah satu cara untuk menjaga kualitas air di kolam budi daya adalah dengan melakukan pergantian air secara berkala. Pergantian air bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan yang tidak diinginkan dari kolam, seperti bahan organik, limbah ikan, gas beracun, dan sebagainya. Pergantian air juga dapat meningkatkan kandungan oksigen terlarut dan menurunkan suhu air di kolam.

Untuk melakukan pergantian air secara efektif dan efisien, diperlukan pintu atau saluran air yang dapat mengatur debit masuk dan keluar air dari kolam. Pintu atau saluran air ini harus mampu mengalirkan air dari bagian dasar kolam yang banyak mengandung bahan organik dan kotoran ikan. Pintu atau saluran air ini juga harus mampu mengisi kembali kolam dengan air bersih dari sumber air yang tersedia.

Baca Juga:  Peran Rumah Tangga Pemerintah dalam Perekonomian Indonesia

Salah satu sistem pintu atau saluran air yang digunakan pada kolam budi daya pembenihan ikan konsumsi adalah sistem monik. Sistem monik atau sifon merupakan sistem pembuangan air dari kolam yang diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan air dari bagian dasar kolam dapat terhanyut seluruhnya. Sistem monik terdiri dari pipa PVC atau bambu yang diberi lubang-lubang kecil di bagian bawahnya. Pipa ini dimasukkan ke dalam kolam hingga mencapai dasar kolam. Ujung atas pipa ini diberi selang fleksibel yang dapat disambungkan ke saluran pembuangan.

Cara kerja sistem monik adalah sebagai berikut:

  • Ketika debit masuk air lebih besar daripada debit keluar air, maka tinggi permukaan air di dalam kolam akan naik.
  • Ketika tinggi permukaan air mencapai ujung atas pipa monik, maka tekanan udara di dalam pipa akan berkurang.
  • Akibatnya, tekanan udara di luar pipa akan mendorong air masuk ke dalam pipa melalui lubang-lubang kecil di bagian bawahnya.
  • Air yang masuk ke dalam pipa akan membawa bahan organik dan kotoran ikan dari dasar kolam.
  • Air yang sudah terisi penuh di dalam pipa akan keluar melalui selang fleksibel ke saluran pembuangan.
  • Proses ini akan terus berlangsung hingga tinggi permukaan air turun di bawah ujung atas pipa monik.
Baca Juga:  Cara Menangkap Ikan dengan Ramah Lingkungan untuk Mempertahankan Keseimbangan Ekosistem

Keuntungan menggunakan sistem monik adalah:

Kekurangan menggunakan sistem monik adalah:

  • Memerlukan perawatan rutin untuk membersihkan lubang-lubang kecil pada pipa monik agar tidak tersumbat oleh bahan organik atau kotoran ikan.
  • Memerlukan pengawasan untuk menghindari terjadinya kebocoran atau kerusakan pada pipa monik atau selang fleksibel.
Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *