Setiap Pengusaha Harus Dapat Menghitung Biaya Produksi dengan Tujuan

Setiap Pengusaha Harus Dapat Menghitung Biaya Produksi dengan Tujuan

Posted on

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dipasarkan kepada konsumen. Biaya produksi terdiri dari tiga komponen utama, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.

Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi dengan tujuan untuk:

Daftar Isi

Cara Menghitung Biaya Produksi

Untuk menghitung biaya produksi, perusahaan dapat menggunakan salah satu dari dua metode berikut:

  • Metode biaya produksi penuh (full costing). Metode ini mengalokasikan semua biaya produksi, baik yang bersifat tetap maupun variabel, ke dalam produk jadi. Metode ini cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki tingkat produksi yang stabil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh fluktuasi permintaan pasar.
  • Metode biaya produksi variabel (variable costing). Metode ini hanya mengalokasikan biaya produksi yang bersifat variabel ke dalam produk jadi, sedangkan biaya produksi yang bersifat tetap dianggap sebagai biaya periode. Metode ini cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki tingkat produksi yang fluktuatif dan sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar.
Baca Juga:  Syarat-Syarat Negara dan Pemerintahan yang Demokratis Menurut International Commission of Jurists

Rumus untuk menghitung biaya produksi dengan metode biaya produksi penuh adalah:

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Pabrik

Rumus untuk menghitung biaya produksi dengan metode biaya produksi variabel adalah:

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variabel

Contoh Perhitungan Biaya Produksi

Berikut adalah contoh perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode biaya produksi penuh dan metode biaya produksi variabel:

PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri tekstil. Pada bulan Januari 2023, perusahaan tersebut memiliki data sebagai berikut:

  • Persediaan bahan baku awal: Rp 50.000.000
  • Pembelian bahan baku: Rp 200.000.000
  • Persediaan bahan baku akhir: Rp 40.000.000
  • Biaya tenaga kerja langsung: Rp 150.000.000
  • Biaya tenaga kerja tidak langsung: Rp 50.000.000
  • Biaya overhead pabrik tetap: Rp 100.000.000
  • Biaya overhead pabrik variabel: Rp 75.000.000
  • Persediaan barang dalam proses awal: Rp 25.000.000
  • Persediaan barang dalam proses akhir: Rp 20.000.000
  • Persediaan produk jadi awal: Rp 30.000.000
  • Persediaan produk jadi akhir: Rp 35.000.000
  • Jumlah produk yang dihasilkan: 10.000 unit

Dengan menggunakan metode biaya produksi penuh, biaya produksi PT XYZ adalah:

Biaya Bahan Baku = (Persediaan Bahan Baku Awal + Pembelian Bahan Baku) – Persediaan Bahan Baku Akhir

Baca Juga:  Mengapa Kekuatan Pelanggan Dapat Menjadi Hambatan Dalam Perencanaan Bisnis

Biaya Bahan Baku = (Rp 50.000.000 + Rp 200.000.000) – Rp 40.000.000

Biaya Bahan Baku = Rp 210.000.000

Biaya Tenaga Kerja = Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya Tenaga Kerja = Rp 150.000.000 + Rp 50.000.000

Biaya Tenaga Kerja = Rp 200.000.000

Biaya Overhead Pabrik = Biaya Overhead Pabrik Tetap + Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya Overhead Pabrik = Rp 100.000.000 + Rp 75.000.000

Biaya Overhead Pabrik = Rp 175.000.000

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja + Biaya Overhead Pabrik

Biaya Produksi = Rp 210.000.000 + Rp 200.000.000 + Rp 175.000.000

Biaya Produksi = Rp 585.000.000

Dengan menggunakan metode biaya produksi variabel, biaya produksi PT XYZ adalah:

Biaya Bahan Baku = (Persediaan Bahan Baku Awal + Pembelian Bahan Baku) – Persediaan Bahan Baku Akhir

Biaya Bahan Baku = (Rp 50.000.000 + Rp 200.000.000) – Rp 40.000.000

Biaya Bahan Baku = Rp 210.000.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung = Rp 150.000.000

Biaya Overhead Pabrik Variabel = Rp 75.000.000

Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya Produksi = Rp 210.000.000 + Rp 150.000.000 + Rp 75.000.000

Biaya Produksi = Rp 435.000.000

Dengan demikian, harga pokok produk per unit dengan metode biaya produksi penuh adalah:

Baca Juga:  Apa Itu Tonjolan yang Berfungsi untuk Menekan Rocker Arm?

Harga Pokok Produk per Unit = (Biaya Produksi + Persediaan Barang dalam Proses Awal – Persediaan Barang dalam Proses Akhir) / Jumlah Produk yang Dihasilkan

Harga Pokok Produk per Unit = (Rp 585.000.000 + Rp 25.000.000 – Rp 20.000.000) / 10.000 unit

Harga Pokok Produk per Unit = Rp 59.000

Sedangkan, harga pokok produk per unit dengan metode biaya produksi variabel adalah:

Harga Pokok Produk per Unit = (Biaya Produksi + Persediaan Barang dalam Proses Awal – Persediaan Barang dalam Proses Akhir) / Jumlah Produk yang Dihasilkan

Harga Pokok Produk per Unit = (Rp 435.000.000 + Rp 25.000.000 – Rp 20.000.000) / 10.000 unit

Harga Pokok Produk per Unit = Rp 44.000

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *