Pendahuluan
Sebuah cerita atau narasi tidak akan lengkap tanpa adanya latar. Latar adalah elemen penting dalam sebuah cerita yang memberikan konteks dan pengaturan waktu serta tempat bagi peristiwa yang terjadi. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga jenis latar yang umum digunakan dalam penulisan, beserta contohnya.
Latar Tempat
Latar tempat merujuk pada lokasi atau tempat di mana cerita berlangsung. Tempat dapat menjadi latar yang sangat kuat dan memberikan pengaruh besar terhadap cerita.
1. Desa terpencil di pegunungan
Di suatu desa terpencil yang terletak di tengah pegunungan, kehidupan masyarakatnya masih sangat kental dengan tradisi. Mereka hidup sederhana dan bergantung pada mata pencaharian tradisional seperti bertani dan beternak. Desa ini dipenuhi dengan pemandangan alam yang indah, dengan pegunungan yang menjulang tinggi di sekelilingnya. Dalam cerita ini, pengarang dapat menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan yang terisolasi dan menghadapi tantangan seputar kehidupan di lingkungan yang sulit diakses.
2. Kota metropolitan
Di tengah hiruk-pikuk dan kehidupan yang penuh dengan kesibukan, terdapat sebuah kota metropolitan yang menjadi latar cerita. Kota ini merupakan pusat kegiatan ekonomi, politik, dan sosial. Gedung-gedung pencakar langit menjulang tinggi, jalan-jalan dipadati oleh lalu lintas yang padat, dan orang-orang berlalu lalang dengan cepat. Dalam cerita ini, pengarang dapat mengeksplorasi dinamika kehidupan perkotaan yang penuh dengan hiruk-pikuk, persaingan, dan konflik yang timbul akibat perbedaan sosial dan ekonomi.
3. Pulau terpencil
Di tengah samudera luas, terdapat sebuah pulau terpencil yang jarang dikunjungi oleh manusia. Pulau ini dikelilingi oleh pantai berpasir putih dan air laut yang jernih. Keindahan alam pulau tersebut menjadi latar cerita yang menggambarkan kesunyian dan kehidupan yang terisolasi. Di pulau ini, pengarang dapat mengeksplorasi kehidupan di tengah alam yang indah namun juga keras, serta menggambarkan bagaimana karakter-karakter dalam cerita berinteraksi dengan alam sekitar yang luar biasa.
Latar Waktu
Latar waktu merujuk pada saat atau periode di mana cerita berlangsung. Waktu dapat memberikan konteks sejarah, budaya, dan perubahan sosial yang memengaruhi jalan cerita.
1. Periode Dinasti Joseon
Cerita ini berlatar belakang pada periode Dinasti Joseon di Korea. Dinasti Joseon merupakan periode yang kaya akan budaya dan tradisi. Dalam latar ini, pengarang dapat menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu, seperti cara berpakaian, adat istiadat, dan sistem sosial. Kehidupan di istana, kehidupan rakyat jelata, serta perjuangan dan konflik politik menjadi bagian dari cerita yang menarik. Latar waktu ini memberikan konteks sejarah yang penting dalam mengembangkan plot dan karakter dalam cerita.
2. Era Perang Dunia II
Cerita ini berlatar belakang pada masa Perang Dunia II. Pengarang dapat mengeksplorasi pengaruh perang terhadap kehidupan masyarakat dan hubungan antar karakter. Konflik, ketakutan, dan keputusasaan yang muncul akibat perang akan memberikan latar yang kuat bagi cerita ini. Pengarang juga dapat menggambarkan perjuangan karakter-karakter dalam menghadapi tantangan perang dan bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka.
3. Masa Depan yang Distopia
Cerita ini berlatar belakang pada masa depan yang distopia, di mana dunia telah hancur akibat perang nuklir atau bencana alam. Pengarang dapat menggambarkan dunia yang penuh dengan ketidakadilan, kehancuran, dan penderitaan. Latar waktu ini memberikan kesempatan bagi pengarang untuk merenungkan dampak dari tindakan manusia terhadap lingkungan dan masyarakat. Karakter-karakter dalam cerita ini akan menghadapi berbagai tantangan dan konflik yang timbul akibat kondisi distopia ini.
Latar Sosial
Latar sosial merujuk pada struktur sosial, nilai-nilai, dan norma yang ada dalam masyarakat di mana cerita berlangsung. Latar sosial dapat mempengaruhi karakter, konflik, dan tema cerita.
1. Kelas sosial
Cerita ini mengeksplorasi perbedaan kelas sosial dalam masyarakat. Pengarang dapat menggambarkan perbedaan antara kelas sosial yang berbeda dan konflik yang timbul di antara karakter-karakter dengan latar belakang yang berbeda. Misalnya, konflik antara kelas pekerja dan kelas atas, atau perjuangan karakter dari kelas bawah untuk mencapai kesuksesan. Latar sosial ini memberikan kesempatan bagi pengarang untuk menjelajahi tema-tema seperti kesenjangan sosial, aspirasi, dan keadilan.
2. Budaya
Latar budaya memberikan pengaruh yang signifikan pada cerita. Pengarang dapat mengeksplorasi perbedaan budaya dan konflik yang timbul akibat perbedaan tersebut. Misalnya, konflik antara budaya timur dan budaya barat, atau konflik antara generasi yang berbeda dalam mempertahankan tradisi dan menghadapi modernitas. Latar budaya ini memberikan kesempatan bagi pengarang untuk menjelajahi tema-tema seperti identitas, toleransi, dan perubahan sosial.
3. Agama
Latar agama menjadi elemen penting dalam cerita. Pengarang dapat menggambarkan bagaimana agama mempengaruhi kehidupan karakter-karakter dan hubungan mereka dengan masyarakat sekitar. Konflik antara agama yang berbeda, pengejaran spiritual, atau perjuangan karakter dengan kepercayaan dan nilai-nilai agama menjadi bagian dari cerita yang menarik. Latar agama memberikan kesempatan bagi pengarang untuk menjelajahi tema-tema seperti iman, kepercayaan, dan kebebasan beragama.
Dalam artikel ini, kita telah membahas tiga jenis latar yang umum digunakan, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Setiap jenis latar memiliki peran penting dalam membentuk dan mengembangkan cerita. Dengan memahami pentingnya latar, penulis dapat membuat cerita yang lebih hidup dan menarik bagi pembaca.
