Sebutkan Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn

Sebutkan Klasifikasi Iklim Menurut Junghuhn

Posted on

Iklim merupakan suatu kondisi atmosfer bumi yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Iklim sangat dipengaruhi oleh faktor geografis dan astronomis, seperti letak geografis, elevasi, dan posisi matahari. Namun, ada juga tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam pengkajian iklim, yaitu Franz Wilhelm Junghuhn. Junghuhn adalah seorang naturalis dan ahli geologi asal Jerman yang pernah tinggal di Hindia Belanda pada abad ke-19. Junghuhn mengklasifikasikan iklim berdasarkan faktor geografis, khususnya elevasi dan curah hujan. Berikut ini adalah klasifikasi iklim menurut Junghuhn:

1. Iklim Tropis Lembab

Iklim tropis lembab terdapat di wilayah yang memiliki elevasi rendah, seperti dataran rendah dan pantai. Iklim ini cenderung panas dan lembab sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi dan terbagi menjadi dua musim hujan dan kemarau. Contoh wilayah yang memiliki iklim tropis lembab adalah Jakarta, Surabaya, dan Medan.

2. Iklim Tropis Basah

Iklim tropis basah terdapat di wilayah yang memiliki elevasi sedang, seperti dataran tinggi dan pegunungan rendah. Iklim ini cenderung sejuk dan lembab sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi dan terbagi menjadi dua musim hujan dan kemarau. Contoh wilayah yang memiliki iklim tropis basah adalah Bandung, Yogyakarta, dan Malang.

Baca Juga:  Orang yang Memberikan Informasi Disebut

3. Iklim Tropis Kering

Iklim tropis kering terdapat di wilayah yang memiliki elevasi tinggi, seperti pegunungan tinggi. Iklim ini cenderung dingin dan kering sepanjang tahun, dengan curah hujan yang rendah dan hanya terdapat satu musim hujan. Contoh wilayah yang memiliki iklim tropis kering adalah Dieng, Bromo, dan Rinjani.

4. Iklim Subtropis Lembab

Iklim subtropis lembab terdapat di wilayah yang memiliki elevasi rendah, tetapi berada di belahan bumi utara atau selatan yang jauh dari khatulistiwa. Iklim ini cenderung sejuk dan lembab sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi dan terbagi menjadi dua musim hujan dan kemarau. Contoh wilayah yang memiliki iklim subtropis lembab adalah Tokyo, Shanghai, dan New York.

5. Iklim Subtropis Kering

Iklim subtropis kering terdapat di wilayah yang memiliki elevasi sedang atau tinggi, tetapi berada di belahan bumi utara atau selatan yang jauh dari khatulistiwa. Iklim ini cenderung dingin dan kering sepanjang tahun, dengan curah hujan yang rendah dan hanya terdapat satu musim hujan. Contoh wilayah yang memiliki iklim subtropis kering adalah Los Angeles, Madrid, dan Perth.

6. Iklim Sedang Lembab

Iklim sedang lembab terdapat di wilayah yang memiliki elevasi sedang, seperti dataran tinggi. Iklim ini cenderung sejuk dan lembab sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi dan terbagi menjadi dua musim hujan dan kemarau. Contoh wilayah yang memiliki iklim sedang lembab adalah Bogor, Puncak, dan Cibodas.

Baca Juga:  Siapa Penemu Peta Minda? Tahun Berapa? Dan Bagaimana?

7. Iklim Sedang Kering

Iklim sedang kering terdapat di wilayah yang memiliki elevasi sedang, seperti dataran tinggi. Iklim ini cenderung sejuk dan kering sepanjang tahun, dengan curah hujan yang rendah dan hanya terdapat satu musim hujan. Contoh wilayah yang memiliki iklim sedang kering adalah Karawang, Cirebon, dan Tegal.

8. Iklim Dingin Lembab

Iklim dingin lembab terdapat di wilayah yang memiliki elevasi tinggi, seperti pegunungan. Iklim ini cenderung dingin dan lembab sepanjang tahun, dengan curah hujan yang tinggi dan terbagi menjadi dua musim hujan dan kemarau. Contoh wilayah yang memiliki iklim dingin lembab adalah Puncak Jaya, Himalaya, dan Andes.

9. Iklim Dingin Kering

Iklim dingin kering terdapat di wilayah yang memiliki elevasi tinggi, seperti pegunungan. Iklim ini cenderung dingin dan kering sepanjang tahun, dengan curah hujan yang rendah dan hanya terdapat satu musim hujan. Contoh wilayah yang memiliki iklim dingin kering adalah Tibet, Gobi, dan Atacama.

Dari klasifikasi iklim di atas, dapat disimpulkan bahwa elevasi dan curah hujan sangat mempengaruhi jenis iklim di suatu wilayah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami klasifikasi iklim ini agar dapat merencanakan aktivitas atau kegiatan yang tepat sesuai dengan kondisi iklim di wilayah tersebut.

Baca Juga:  Bagaimana Aspek-Aspek Seni Rupa Tradisional?

Sumber: Junghuhn, F.W. (1864). Topographische und Naturwissenschaftliche Reisen durch Java. Leipzig: Brockhaus.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *