Salah satu paham yang di perkenalkan oleh belanda mempengaruhi sistem politik dan ekonomi indonesia sampai sekarang adalah liberalisme. Liberalisme adalah paham yang mengutamakan kebebasan individu dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi dan politik. Liberalisme muncul sebagai reaksi terhadap absolutisme yang dianut oleh negara-negara Eropa pada abad 17 dan 18.
Pada masa kolonial, Belanda menerapkan sistem ekonomi liberal di Indonesia, yang memberikan peluang bagi para pengusaha Belanda dan modal swasta untuk menanamkan modalnya dalam berbagai usaha di Indonesia. Para pelaku usaha Belanda menanamkan modal terutama di industri-industri perkebunan besar baik di Jawa maupun luar Jawa. Selama masa liberalisme ini, sistem tanam paksa di Indonesia sudah dihapuskan.
Sistem ekonomi liberal ini membawa dampak positif dan negatif bagi Indonesia. Dampak positifnya adalah perkembangan infrastruktur seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dan kereta api yang memudahkan transportasi dan perdagangan. Selain itu, juga terjadi perkembangan pendidikan, pers, dan organisasi politik yang menjadi cikal bakal pergerakan nasional.
Dampak negatifnya adalah terjadinya eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja oleh Belanda yang menyebabkan kemiskinan dan kesenjangan sosial. Selain itu, juga terjadi intervensi politik oleh Belanda terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mengurangi kewibawaan dan kekuasaan raja-raja. Krisis ekonomi global pada tahun 1885 juga berdampak buruk bagi perkebunan-perkebunan di Indonesia yang mengalami penurunan harga dan produksi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa paham liberalisme yang diperkenalkan oleh Belanda telah mempengaruhi sistem politik dan ekonomi Indonesia sampai sekarang. Sistem politik Indonesia saat ini bersifat demokratis yang menghormati hak-hak individu dan kebebasan berpendapat. Sistem ekonomi Indonesia saat ini bersifat pasar yang mengandalkan mekanisme permintaan dan penawaran serta persaingan usaha. Namun, sistem politik dan ekonomi Indonesia juga masih menghadapi tantangan seperti korupsi, ketimpangan, kemiskinan, dan ketergantungan pada asing.
Oleh karena itu, sebagai bangsa yang pernah mengalami penjajahan, kita harus mampu memanfaatkan paham liberalisme secara bijak dan bertanggung jawab. Kita harus menjaga keseimbangan antara kebebasan dan kewajiban, antara hak dan tanggung jawab, antara kepentingan individu dan kolektif. Kita harus menjadikan paham liberalisme sebagai alat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama, bukan sebagai alasan untuk melakukan eksploitasi dan penindasan.
