Resensi: Karangan yang Bersifat Informatif dan Evaluatif

Resensi: Karangan yang Bersifat Informatif dan Evaluatif

Posted on

Resensi adalah salah satu jenis karangan yang sering kita temui di media massa, seperti surat kabar, majalah, atau internet. Resensi juga termasuk karangan yang bersifat informatif dan evaluatif. Artinya, resensi memberikan informasi tentang suatu karya, seperti buku, film, drama, musik, atau pameran, sekaligus memberikan penilaian tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut.

Tujuan Resensi

Tujuan penulisan resensi adalah untuk memberikan pemahaman komprehensif kepada pembaca tentang suatu karya berdasarkan sudut pandang penulis resensi. Selain itu, resensi juga bertujuan untuk mengajak pembaca berpikir, merenung, dan mendiskusikan lebih jauh substansi dalam karya yang diulas. Resensi juga memberikan pertimbangan kepada pembaca tentang layak atau tidaknya karya tersebut dibaca, ditonton, dimiliki, atau dibeli.

Struktur Resensi

Struktur resensi terdiri dari lima bagian utama, yaitu:

Baca Juga:  Jelaskan Tahap-Tahap Melakukan Teknik Mengapung dalam Renang

Contoh Resensi

Berikut adalah contoh resensi buku berdasarkan struktur di atas:

Resensi Buku: Negeri 5 Menara Karya Ahmad Fuadi

Data buku:

  • Judul buku: Negeri 5 Menara
  • Pengarang: Ahmad Fuadi
  • Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
  • Tahun terbit: 2009
  • Jumlah halaman: 424 halaman
  • Genre: Novel
  • Harga: Rp 69.000,-

Pendahuluan:

Negeri 5 Menara adalah novel pertama dari trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Novel ini bercerita tentang perjalanan hidup enam sahabat yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia yang bertemu di Pondok Madani (PM), sebuah pesantren di pinggir kota Bandung. Mereka adalah Alif (Sumatera Barat), Raja (Jawa Barat), Said (Jawa Tengah), Dulmajid (Jawa Timur), Atang (Banten), dan Baso (Sulawesi Selatan). Mereka memiliki mimpi-mimpi besar yang ingin mereka wujudkan dengan cara masing-masing. Namun, mereka harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan yang menguji iman dan persahabatan mereka.

Tubuh dan pernyataan resensi:

Novel ini merupakan novel coming of age yang menggambarkan proses tumbuh kembang para tokoh utamanya dari masa remaja hingga dewasa. Penulis berhasil mengajak pembaca untuk ikut merasakan suasana pesantren yang penuh dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Penulis juga menampilkan berbagai budaya daerah yang dimiliki oleh para tokoh utama dengan cara yang menarik dan menghibur.

Baca Juga:  Cara Menyikapi Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi sebagai Pelajar

Salah satu kelebihan novel ini adalah penggunaan mantra-mantra motivasi yang diambil dari berbagai sumber, seperti Al-Quran, hadis, pepatah Minangkabau, filsafat Jawa, puisi Rumi, hingga kutipan tokoh-tokoh dunia. Mantra-mantra tersebut menjadi semangat bagi para tokoh utama untuk terus berjuang menggapai mimpi-mimpi mereka. Salah satu mantra yang paling terkenal adalah “Man jadda wajada”, yang artinya “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil”.

Kelemahan novel ini adalah adanya beberapa kesalahan cetak dan ejaan yang cukup mengganggu kenyamanan membaca. Selain itu, beberapa bagian cerita terasa kurang mendalam dan terburu-buru dalam penyajiannya. Misalnya, bagian ketika Alif mendapat beasiswa untuk kuliah di Amerika Serikat tidak dijelaskan secara rinci prosesnya. Hal ini membuat pembaca kurang bisa merasakan perjuangan Alif dalam mewujudkan mimpinya.

Penutup:

Negeri 5 Menara adalah novel yang inspiratif dan menghibur. Novel ini cocok untuk dibaca oleh semua kalangan, terutama bagi mereka yang ingin memotivasi diri untuk meraih cita-cita. Novel ini juga menawarkan pesan-pesan positif tentang pentingnya pendidikan, persahabatan, toleransi, dan cinta tanah air.

Pos Terkait:
Baca Juga:  Mengapa Batik Jumputan Sering Disebut dengan Batik Ikat Celup?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *