Imperialisme adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain, dengan membentuk pemerintah jajahan dan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan. Imperialisme berasal dari bahasa Latin, imperare, yang artinya memerintah atau menguasai. Kekuasaan untuk memerintah (imperare) disebut imperium, dan raja yang memerintah disebut imperator.
Imperialisme dapat dibedakan menjadi dua, yakni imperialisme kuno dan imperialisme modern. Imperialisme kuno terjadi sebelum peristiwa Revolusi Industri, sedangkan imperialisme modern terjadi setelah peristiwa Revolusi Industri. Perbedaan antara imperialisme kuno dan modern terletak pada waktu dan tujuannya.
Imperialisme Kuno
Imperialisme kuno adalah praktik imperialisme yang muncul pada abad ke-15 dan dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol. Gerakan imperialisme kuno yang dilakukan oleh negara-negara Eropa mempunyai tujuan yang sama yaitu Gold (kekayaan), Glory (kejayaan), dan Gospel (penyebaran agama). Dengan semboyan 3G itu, para penjajah menduduki suatu wilayah dengan tujuan untuk mencari kekayaan (gold), menambah kejayaan negeri induk (glory), dan menyebarkan agama (gospel).
Salah satu contoh dari gerakan imperialisme kuno adalah penjelajahan bangsa Portugis di Asia dan Afrika. Bangsa Portugis mencari rempah-rempah sebagai sumber kekayaan, membangun benteng-benteng sebagai simbol kejayaan, dan mengirimkan misionaris untuk mengkristenkan penduduk setempat. Contoh lainnya adalah penaklukan bangsa Spanyol di Amerika Latin. Bangsa Spanyol mencari emas dan perak sebagai sumber kekayaan, mengklaim wilayah-wilayah baru sebagai simbol kejayaan, dan memaksakan agama Katolik kepada penduduk asli.
Imperialisme Modern
Imperialisme modern adalah praktik imperialisme yang muncul pada abad ke-19 dan dilakukan oleh negara-negara yang maju dengan kekuatan ekonomi, politik dan militer yang besar. Tujuan imperialisme modern tidak lagi sekadar 3G, tetapi lebih pada upaya pengembangan kegiatan perekonomian. Dengan semboyan 3F yaitu Food (pangan), Fashion (mode), dan Factory (pabrik), para penjajah menduduki suatu wilayah dengan tujuan untuk mendapatkan bahan baku industri (food), pasar untuk menjual barang-barang industri (fashion), dan tempat untuk membangun industri (factory).
Salah satu contoh dari gerakan imperialisme modern adalah penjajahan Inggris di India. Inggris menguasai India dengan tujuan untuk mendapatkan bahan baku industri seperti kapas, teh, rempah-rempah, dan opium; menjual barang-barang industri seperti tekstil, mesin, senjata, dan alkohol; dan membangun infrastruktur seperti jalan raya, rel kereta api, pelabuhan, dan telegraf. Contoh lainnya adalah penjajahan Belanda di Indonesia. Belanda menguasai Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan bahan baku industri seperti karet, minyak bumi, timah, tembaga, dan batu bara; menjual barang-barang industri seperti gula, kopi, tembakau, dan cengkeh; dan membangun infrastruktur seperti irigasi, pabrik gula, perkebunan besar, dan bank.
Kesimpulan
Perbedaan tujuan antara imperialisme modern dan imperialisme kuno adalah sebagai berikut:
- Imperialisme kuno terjadi sebelum peristiwa Revolusi Industri. Imperialisme kuno menggunakan semboyan 3G (gold, glory, gospel) sebagai tujuan menguasai suatu wilayah.
- Imperialisme modern terjadi setelah peristiwa Revolusi Industri. Tujuan imperialisme modern tidak lagi sekadar 3G, tetapi lebih pada upaya pengembangan kegiatan perekonomian dengan semboyan 3F (food, fashion, factory).
Demikianlah artikel tentang perbedaan tujuan antara imperialisme modern dan imperialisme kuno. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.