Perbedaan Kemajuan Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus dan Andalusia

Perbedaan Kemajuan Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus dan Andalusia

Posted on

Bani Umayyah adalah salah satu dinasti yang berjasa dalam sejarah peradaban Islam. Dinasti ini berdiri pada tahun 660 M dan berakhir pada tahun 1031 M. Selama kurun waktu tersebut, Bani Umayyah mengalami dua periode pemerintahan yang berbeda, yaitu Damaskus (Syiria) dan Andalusia (Spanyol). Kedua periode ini memiliki karakteristik dan kemajuan yang berbeda pula dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, dan ilmu pengetahuan. Untuk memahami lebih jelas perbedaan kemajuan Islam pada masa Bani Umayyah di Damaskus dengan Bani Umayyah di Andalusia, kita dapat melakukan telaah dengan bentuk tabel sebagai berikut:

Aspek Bani Umayyah di Damaskus Bani Umayyah di Andalusia
Politik – Berpusat di Damaskus – Memerintah selama 90 tahun (660-750 M) – Memiliki 14 khalifah – Melakukan ekspansi ke wilayah Asia, Afrika, dan Eropa – Menghadapi pemberontakan dari kelompok Khawarij, Syiah, dan non-Arab (mawali) – Digulingkan oleh Dinasti Abbasiyah – Berpusat di Cordoba – Memerintah selama 275 tahun (756-1031 M) – Memiliki 27 khalifah – Menjaga kedaulatan dari serangan Abbasiyah dan Franka – Menghadapi perselisihan internal antara faksi-faksi Arab – Terpecah menjadi beberapa kerajaan kecil (taifa)
Sosial – Menerapkan sistem kasta yang membedakan antara Arab dan non-Arab – Memberlakukan pajak jizyah bagi non-Muslim – Menyamakan kedudukan antara Arab dan non-Arab setelah masa Walid bin Abdul Malik – Menghapus pajak jizyah bagi yang masuk Islam setelah masa Umar bin Abdul Aziz – Menerapkan sistem toleransi dan kerukunan antara Muslim, Yahudi, dan Kristen – Memberikan kebebasan beragama dan berpendapat bagi non-Muslim – Menyebarkan budaya Arab-Islam ke wilayah Eropa Barat – Mempertahankan identitas Islam di tengah tekanan Kristen
Ekonomi – Mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan sebagai sumber pendapatan – Mencetak mata uang emas (dinar) dan perak (dirham) – Membangun fasilitas umum seperti jalan raya, sumur, jembatan, kanal irigasi, dan rumah sakit – Mengembangkan industri kertas, tekstil, keramik, dan senjata – Mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan sebagai sumber pendapatan – Mencetak mata uang emas (dinar) dan perak (dirham) – Membangun fasilitas umum seperti jalan raya, sumur, jembatan, kanal irigasi, dan rumah sakit – Mengembangkan industri kertas, tekstil, keramik, senjata, serta parfum dan kosmetik
Budaya – Membangun masjid-masjid megah seperti Masjid Agung Damaskus dan Masjid Al Aqsha di Yerussalem – Menyempurnakan tulisan mushaf al-Quran dengan titik pada huruf-huruf tertentu – Mengembangkan seni kaligrafi, musik, sastra, arsitektur, dan astronomi – Menghasilkan tokoh-tokoh budayawan seperti Khalil bin Ahmad (penemu ilmu arud), Al Farazdaq (penyair terkenal), Al Jahiz (sastrawan terkenal), dan Al Fazari (astronom terkenal) – Membangun masjid-masjid megah seperti Masjid Agung Cordoba dan Masjid Agung Granada – Menyempurnakan tulisan mushaf al-Quran dengan harakat pada huruf-huruf tertentu – Mengembangkan seni kaligrafi, musik, sastra, arsitektur, astronomi, serta geometri dan trigonometri – Menghasilkan tokoh-tokoh budayawan seperti Ziryab (musisi terkenal), Ibn Hazm (sastrawan terkenal), Ibn Tufail (filsuf terkenal), dan Ibn Rusyd (filsuf terkenal)
Ilmu Pengetahuan – Membangun madrasah-madrasah sebagai pusat pendidikan Islam – Mengumpulkan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW – Mengembangkan ilmu-ilmu seperti tafsir al-Quran, fiqih, sejarah, geografi, kedokteran, kimia, botani, zoologi, dan matematika – Menghasilkan tokoh-tokoh ilmuan seperti Imam Malik (pendiri mazhab Maliki), Imam Abu Hanifah (pendiri mazhab Hanafi), Imam Syafi’i (pendiri mazhab Syafi’i), Al Kindi (bapak filsafat Islam), Al Khwarizmi (bapak aljabar), Al Razi (bapak kedokteran Islam), dan Jabir bin Hayyan (bapak kimia) – Membangun madrasah-madrasah sebagai pusat pendidikan Islam – Menyusun ensiklopedia ilmiah dalam bahasa Arab yang disebut Kitab al-‘Ibar oleh Ibn Khaldun – Mengembangkan ilmu-ilmu seperti tafsir al-Quran, fiqih, sejarah, geografi, kedokteran, kimia, botani, zoologi, matematika, fisika, logika, metafisika, etika, politik, ekonomi, dan hukum – Menghasilkan tokoh-tokoh ilmuan seperti Imam Malik (pendiri mazhab Maliki), Imam Abu Hanifah (pendiri mazhab Hanafi), Imam Syafi’i (pendiri mazhab Syafi’i), Ibn Bajjah (filsuf terkenal), Ibn Tufail (filsuf terkenal), Ibn Rusyd (filsuf terkenal), Ibn Zuhr (dokter terkenal), Ibn al-Baitar (botanis terkenal), Ibn al-Nafis (penemu sirkulasi darah), Ibn al-Haytham (bapak optik modern), Ibn Khaldun (bapak sosiologi modern), dan Ibn Battuta (penjelajah terkenal)

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa Bani Umayyah di Damaskus maupun di Andalusia memiliki kemajuan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Kedua periode ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan dan budaya. Kita sebagai umat Islam harus meneladani semangat belajar dan berkarya dari para pendahulu kita yang telah mengharumkan nama Islam di dunia.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *