Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar dan terkuat di Nusantara. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Namun, setelah keduanya wafat, kerajaan ini mulai mengalami kemunduran dan konflik internal.
Salah satu konflik internal yang paling berdampak besar adalah Perang Paregreg. Perang Paregreg adalah perang saudara yang terjadi antara tahun 1404-1406 Masehi antara istana barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana melawan istana timur yang dipimpin oleh Bhre Wirabhumi.
Penyebab Perang Paregreg
Perang Paregreg bermula dari persaingan antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi untuk merebut takhta Majapahit. Wikramawardhana adalah menantu Hayam Wuruk yang ditunjuk sebagai penerusnya. Bhre Wirabhumi adalah putra Hayam Wuruk dari selirnya yang kemudian dinikahkan dengan Nagarawardhani, cucu Rajadewi.
Rajadewi adalah bibi Hayam Wuruk yang bersama suaminya, Wijayarajasa, mendirikan keraton baru di Pamotan, di timur Majapahit. Keraton ini kemudian diberikan kepada Bhre Wirabhumi sebagai raja istana timur.
Bhre Wirabhumi tidak puas dengan posisinya sebagai raja istana timur dan menginginkan menjadi raja Majapahit. Ia merasa lebih berhak daripada Wikramawardhana yang bukan keturunan langsung Hayam Wuruk. Ia juga merasa lebih kuat karena memiliki banyak pasukan dan pendukung dari daerah timur.
Wikramawardhana mengetahui ambisi Bhre Wirabhumi dan merasa terancam. Ia pun memutuskan untuk menyerang istana timur sebelum Bhre Wirabhumi melakukan pemberontakan. Perang pun pecah antara kedua belah pihak.
Kronologis Perang Paregreg
Perang Paregreg berlangsung selama dua tahun dengan beberapa pertempuran besar dan kecil. Pertempuran pertama terjadi di Bubat pada tahun 1404 Masehi. Pertempuran ini dimenangkan oleh Wikramawardhana yang berhasil mengalahkan pasukan Bhre Wirabhumi.
Pertempuran kedua terjadi di Kediri pada tahun 1405 Masehi. Pertempuran ini dimenangkan oleh Bhre Wirabhumi yang berhasil mengalahkan pasukan Wikramawardhana. Bhre Wirabhumi kemudian mendeklarasikan dirinya sebagai raja Majapahit dengan gelar Kertawijaya.
Pertempuran ketiga terjadi di Surabaya pada tahun 1406 Masehi. Pertempuran ini dimenangkan oleh Wikramawardhana yang berhasil mengalahkan pasukan Bhre Wirabhumi. Bhre Wirabhumi kemudian ditangkap dan dibunuh oleh Wikramawardhana.
Dampak Perang Paregreg
Perang Paregreg merupakan perang saudara yang sangat merugikan bagi Kerajaan Majapahit. Perang ini menyebabkan banyak korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan pengurasan keuangan kerajaan. Perang ini juga melemahkan otoritas pusat dan meningkatkan pemberontakan daerah-daerah bawahan.
Perang Paregreg diyakini sebagai salah satu penyebab utama kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Majapahit. Perang ini menandai berakhirnya masa keemasan kerajaan yang pernah menguasai hampir seluruh Nusantara. Perang ini juga menandai awal dari masa transisi dari Hindu-Buddha ke Islam di Nusantara.
Kesimpulan
Perang saudara yang terjadi di Kerajaan Majapahit adalah Perang Paregreg. Perang ini terjadi antara tahun 1404-1406 Masehi antara istana barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana melawan istana timur yang dipimpin oleh Bhre Wirabhumi. Perang ini disebabkan oleh persaingan antara keduanya untuk merebut takhta Majapahit.
Perang Paregreg berlangsung selama dua tahun dengan beberapa pertempuran besar dan kecil. Perang ini dimenangkan oleh Wikramawardhana yang berhasil membunuh Bhre Wirabhumi. Perang ini sangat merugikan bagi Kerajaan Majapahit karena menyebabkan banyak korban jiwa, kerusakan infrastruktur, dan pengurasan keuangan kerajaan.
Perang Paregreg juga melemahkan otoritas pusat dan meningkatkan pemberontakan daerah-daerah bawahan. Perang ini diyakini sebagai salah satu penyebab utama kemunduran dan keruntuhan Kerajaan Majapahit. Perang ini menandai berakhirnya masa keemasan kerajaan yang pernah menguasai hampir seluruh Nusantara. Perang ini juga menandai awal dari masa transisi dari Hindu-Buddha ke Islam di Nusantara.