Guru adalah salah satu pihak yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya bertugas untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga untuk membantu siswa mengembangkan potensi diri mereka melalui aktivitas belajar yang bermakna. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mencapai hal tersebut adalah dengan menjadi fasilitator dan pembimbing bagi siswa dalam pemecahan masalah kontekstual yang sejalan dengan minat dan bakat siswa melalui learning by doing.
Apa itu Pembelajaran Kontekstual?
Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran dengan situasi nyata yang relevan dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran kontekstual bertujuan untuk meningkatkan motivasi, pemahaman, dan penerapan konsep-konsep yang dipelajari oleh siswa. Pembelajaran kontekstual juga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif siswa dalam menyelesaikan masalah.
Bagaimana Peran Guru sebagai Fasilitator dan Pembimbing dalam Pembelajaran Kontekstual?
Sebagai fasilitator, guru berperan untuk memberikan kemudahan dan bantuan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Guru tidak mendominasi atau menceramahi siswa, tetapi memberikan rangsangan, sumber belajar, petunjuk, umpan balik, dan evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Sebagai pembimbing, guru berperan untuk mengarahkan dan mendampingi siswa dalam pemecahan masalah kontekstual yang sejalan dengan minat dan bakat siswa melalui learning by doing. Guru membantu siswa untuk mengidentifikasi masalah, mencari informasi, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menganalisis data, menyimpulkan hasil, dan menyajikan solusi.
pa Esensi dari Pendekatan Filosofis Pembelajaran dari Aliran yang Mendasari Pembelajaran Kontekstual?
Pendekatan filosofis pembelajaran dari aliran yang mendasari pembelajaran kontekstual adalah aliran konstruktivisme. Aliran konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang diberikan atau ditransfer dari guru ke siswa, tetapi sesuatu yang dibangun atau dikonstruksi oleh siswa sendiri berdasarkan pengalaman mereka. Oleh karena itu, pembelajaran harus dilakukan secara aktif, interaktif, dan reflektif oleh siswa dengan bantuan guru sebagai fasilitator dan pembimbing.