Matahari adalah bintang yang menjadi pusat tata surya kita. Matahari memiliki diameter sekitar 1,4 juta kilometer dan massa sekitar 2 x 10^30 kilogram. Matahari terdiri dari gas-gas panas yang terus-menerus mengalami reaksi nuklir di dalam intinya. Reaksi nuklir ini menghasilkan energi yang sangat besar yang menyinari dan menghangatkan planet-planet di sekitarnya.
Matahari memiliki beberapa lapisan, yaitu inti, zona radiasi, zona konveksi, fotosfer, kromosfer, dan korona. Fotosfer adalah lapisan terluar yang tampak oleh mata kita sebagai permukaan matahari. Fotosfer memiliki suhu sekitar 5800 Kelvin dan ketebalan sekitar 500 kilometer. Fotosfer tidak rata, tetapi berbentuk gumpalan-gumpalan yang disebut granula.
Salah satu fenomena yang menarik di fotosfer adalah adanya bintik hitam atau sunspot. Sunspot adalah daerah yang lebih dingin dan gelap dari sekitarnya karena adanya medan magnet yang kuat yang menghambat aliran gas panas dari inti. Sunspot bergerak mengikuti rotasi matahari dan berubah-ubah jumlahnya dalam siklus sekitar 11 tahun.
Selain sunspot, ada juga fenomena lain yang disebut lidah api atau prominensa. Lidah api adalah semburan gas panas yang membentuk lengkungan-lengkungan di atas permukaan matahari. Lidah api terbentuk karena adanya medan magnet yang menarik gas-gas dari fotosfer ke kromosfer dan korona. Lidah api bisa mencapai ketinggian puluhan ribu kilometer dan berlangsung selama beberapa jam hingga beberapa bulan.
Lalu, apa penyebab munculnya lidah api pada matahari?
Menurut Encyclopedia Britannica, penyebab munculnya lidah api pada matahari adalah reaksi fusi atom hidrogen menjadi atom helium di inti matahari. Reaksi fusi ini menghasilkan energi yang sangat besar yang membuat gas-gas di dalam matahari menjadi sangat panas dan bergerak dengan cepat. Gas-gas ini kemudian naik ke permukaan matahari melalui zona konveksi.
Di permukaan matahari, gas-gas ini terpengaruh oleh medan magnet yang ada di sunspot. Medan magnet ini bisa menembus lapisan fotosfer dan membentuk loop-loop di atasnya. Gas-gas panas yang naik dari bawah akan mengikuti loop-loop ini dan membentuk lidah api. Lidah api ini bisa berwarna merah, kuning, atau putih tergantung pada suhu dan komposisi gasnya.
Lidah api bisa berdampak pada bumi jika terjadi letupan atau flare. Flare adalah pelepasan energi yang tiba-tiba dan besar dari lidah api akibat adanya perubahan atau gangguan pada medan magnet. Flare bisa melemparkan partikel-partikel bermuatan listrik ke angkasa dengan kecepatan tinggi. Partikel-partikel ini bisa mencapai bumi dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari.
Jika partikel-partikel ini bertemu dengan medan magnet bumi, mereka bisa menyebabkan gangguan pada sistem komunikasi, navigasi, satelit, listrik, dan lain-lain. Partikel-partikel ini juga bisa membuat atmosfer bumi berpijar dengan warna-warni yang disebut aurora. Aurora bisa terlihat di daerah kutub utara (aurora borealis) dan kutub selatan (aurora australis).
Demikianlah penjelasan tentang penyebab munculnya lidah api pada matahari. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang fenomena alam semesta.