Masyarakat Hindu memiliki sistem pembagian kelas yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Sistem ini disebut dengan kasta atau varna, yang berarti warna. Kasta merupakan kelompok sosial yang ditentukan oleh kelahiran dan tidak dapat berubah sepanjang hidup. Ada empat kasta utama dalam masyarakat Hindu, yaitu:
- Brahmana, kasta tertinggi yang terdiri dari para pendeta, guru, dan cendekiawan. Mereka bertugas untuk menjalankan ritual keagamaan, mengajarkan kitab suci, dan memberikan nasihat kepada raja. Mereka dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Brahma, pencipta alam semesta.
- Ksatria, kasta kedua yang terdiri dari para pejuang, raja, dan bangsawan. Mereka bertugas untuk melindungi masyarakat dari musuh, menegakkan hukum, dan memerintah negara. Mereka dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Wisnu, pemelihara alam semesta.
- Waisya, kasta ketiga yang terdiri dari para pedagang, petani, pengrajin, dan profesional. Mereka bertugas untuk memproduksi barang dan jasa, mengurus ekonomi, dan membayar pajak kepada raja. Mereka dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Siwa, penghancur alam semesta.
- Sudra, kasta terendah yang terdiri dari para buruh, pelayan, dan budak. Mereka bertugas untuk melayani kasta-kasta di atasnya, melakukan pekerjaan kasar, dan tidak memiliki hak politik atau sosial. Mereka dianggap sebagai perwujudan dari Dewa Ganesha, dewa kesuksesan.
Selain empat kasta utama tersebut, ada juga kelompok-kelompok sosial yang berada di luar sistem kasta atau disebut paria atau dalit. Mereka adalah orang-orang yang melakukan pekerjaan yang dianggap najis atau hina, seperti menyembelih hewan, membersihkan sampah, atau menangani mayat. Mereka sering mendapat diskriminasi dan pengucilan dari masyarakat Hindu lainnya.
Sejarah Sistem Kasta dalam Masyarakat Hindu
Sistem kasta dalam masyarakat Hindu berasal dari kitab suci Hindu yang tertua, yaitu Rigveda. Dalam kitab ini, terdapat sebuah mitos penciptaan manusia pertama yang bernama Purusa. Purusa adalah makhluk raksasa yang memiliki seribu kepala, seribu mata, dan seribu kaki. Ia dikorbankan oleh para dewa untuk menciptakan alam semesta.
Dari tubuh Purusa yang terbagi-bagi itu lahirlah empat kasta manusia:
- Dari mulutnya lahirlah Brahmana
- Dari lengannya lahirlah Ksatria
- Dari pahanya lahirlah Waisya
- Dari kakinya lahirlah Sudra
Dengan demikian, sistem kasta dalam masyarakat Hindu didasarkan pada asal-usul kelahiran seseorang dan hubungannya dengan dewa-dewa pencipta.
Implikasi Sistem Kasta dalam Masyarakat Hindu
Sistem kasta dalam masyarakat Hindu memiliki implikasi yang besar bagi kehidupan sosial, budaya, politik, dan ekonomi masyarakat tersebut. Beberapa implikasi tersebut adalah:
- Sistem kasta menentukan status sosial seseorang sejak lahir hingga mati. Seseorang tidak dapat naik atau turun kasta karena hal itu dianggap melanggar hukum alam dan karma.
- Sistem kasta menentukan pekerjaan seseorang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam masyarakat. Seseorang tidak dapat bekerja di luar bidangnya karena hal itu dianggap melanggar dharma atau tata cara hidup.
- Sistem kasta menentukan pernikahan seseorang sesuai dengan kelompoknya. Seseorang tidak dapat menikah dengan orang dari kasta lain karena hal itu dianggap melanggar aturan kebersihan dan kesucian.
- Sistem kasta menentukan hubungan sosial seseorang dengan orang lain. Seseorang harus menghormati orang yang berada di atasnya dan mengasihi orang yang berada di bawahnya. Seseorang juga harus menjaga jarak dengan orang yang berada di luar sistem kasta karena hal itu dianggap melanggar norma kesopanan.
Kesimpulan
Pembagian kelas dalam masyarakat Hindu adalah sistem kasta atau varna yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Sistem ini membagi masyarakat menjadi empat kelompok utama yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra serta kelompok-kelompok lain yang berada di luar sistem yaitu paria atau dalit. Sistem ini didasarkan pada mitos penciptaan manusia pertama dari tubuh Purusa yang dikorbankan oleh para dewa.
Sistem kasta memiliki implikasi yang besar bagi kehidupan masyarakat Hindu dalam berbagai aspek seperti status sosial, pekerjaan, pernikahan, dan hubungan sosial. Sistem ini bersifat kaku dan tidak dapat berubah sepanjang hidup seseorang.