Paham Ideologi yang Digunakan dalam Organisasi Pergerakan Nasional

Paham Ideologi yang Digunakan dalam Organisasi Pergerakan Nasional

Posted on
Paham Ideologi yang Digunakan dalam Organisasi Pergerakan Nasional

 

Organisasi pergerakan nasional adalah organisasi yang bergerak untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan kolonial Belanda. Organisasi pergerakan nasional lahir dan berkembang sejak awal abad ke-20 hingga proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945. Organisasi pergerakan nasional memiliki berbagai latar belakang, tujuan, strategi, dan ideologi yang berbeda-beda.

Ideologi adalah sistem pemikiran atau keyakinan yang menjadi dasar atau pedoman bagi suatu kelompok atau gerakan sosial dan politik. Ideologi dapat mempengaruhi cara pandang, sikap, perilaku, dan tindakan seseorang atau kelompok dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan. Ideologi juga dapat menjadi faktor pendorong atau penghambat bagi perubahan sosial dan politik.

Pada masa pergerakan nasional, berbagai ideologi muncul dan berkembang di Indonesia. Beberapa ideologi tersebut berasal dari Eropa dan Amerika, seperti liberalisme, demokrasi, nasionalisme, dan sosialisme. Beberapa ideologi lainnya berasal dari tradisi lokal atau agama, seperti Islam dan Pancasila. Ideologi-ideologi tersebut digunakan oleh organisasi pergerakan nasional sebagai paham atau ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri, serta untuk menentang kolonialisme dan imperalisme Belanda.

Berikut ini adalah beberapa paham ideologi yang digunakan dalam organisasi pergerakan nasional:

Liberalisme

Liberalisme adalah paham yang mengutamakan kemerdekaan individu atau kebebasan kehidupan masyarakat. Dengan begitu, masyarakat dapat berkembang dan berupaya meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Liberalisme juga menolak adanya campur tangan negara atau penguasa yang berlebihan dalam urusan masyarakat.

Baca Juga:  Hardware untuk Menggerakan Pointer/Kursor Disebut

Paham liberalisme di Indonesia diusung oleh Indische Partij yang didirikan pada tahun 1912 oleh tiga tokoh Indo (campuran Belanda dan Indonesia), yaitu Ernest Douwes Dekker (Danoedirdja Setiaboedi), Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara). Indische Partij merupakan partai politik pertama di Indonesia yang menuntut kemerdekaan Indonesia dari Belanda.

Nasionalisme

Nasionalisme adalah paham yang menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki kesamaan budaya, bahasa, wilayah, serta cita-cita dan tujuan. Nasionalisme juga menimbulkan rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta semangat persatuan dan perjuangan untuk mempertahankan kedaulatan bangsa.

Paham Nasionalisme di Indonesia diusung oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan pada tahun 1926 oleh Soekarno bersama beberapa tokoh lainnya, seperti Mohammad Hatta, Sartono, Agus Salim, dan Alimin. PNI merupakan partai politik pertama di Indonesia yang secara terang-terangan menuntut kemerdekaan Indonesia dari Belanda dengan cara revolusi.

Islam

Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (hablumminallah), tetapi juga hubungan manusia dengan manusia (hablumminannas) dan hubungan manusia dengan alam (hablummin al-alam). Islam juga memiliki prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman bagi kehidupan sosial dan politik umat Islam.

Baca Juga:  Bagaimana Penulis Merinci Menjadi Subbab Buku Apakah Sistematika Mudah Diikuti

Paham Islam di Indonesia diusung oleh beberapa organisasi pergerakan nasional yang berbasis agama Islam, seperti Sarekat Islam (SI) yang didirikan pada tahun 1912 oleh H.O.S Tjokroaminoto, Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1912 oleh K.H Ahmad Dahlan, Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan pada tahun 1926 oleh K.H Hasyim Asy’ari, Masyumi yang didirikan pada tahun 1943 sebagai gabungan dari beberapa partai politik Islam, dan lain-lain. Organisasi-organisasi pergerakan nasional Islam ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan umat Islam di Indonesia serta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari Belanda dengan cara damai atau diplomasi.

Sosialisme

Sosialisme adalah paham yang menekankan pentingnya kesetaraan sosial dan ekonomi di masyarakat. Sosialisme juga menentang adanya eksploitasi atau penindasan terhadap kaum buruh atau rakyat jelata oleh kaum kapitalis atau penguasa. Sosialisme juga menginginkan adanya kepemilikan bersama atau negara atas alat-alat produksi.

Paham sosialisme di Indonesia diusung oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang didirikan pada tahun 1924 oleh Semaun bersama beberapa tokoh lainnya, seperti Alimin, Tan Malaka, Musso, D.N Aidit, dan lain-lain. PKI merupakan partai politik pertama di Indonesia yang beraliran komunis atau marxis-leninis. PKI bertujuan untuk mengubah sistem sosial dan politik di Indonesia menjadi sistem sosialis atau komunis dengan cara revolusi.

Baca Juga:  Bagaimana Sikap Kita Terhadap Teman yang Menolak Hasil Keputusan Musyawarah: Menghargai Perspektif Lain

Pancasila

Pancasila adalah paham yang menjadi dasar negara Republik Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sila yang saling berkaitan dan menyatu, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Paham Pancasila di Indonesia dicetuskan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidatonya di depan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pancasila merupakan hasil dari sintesis atau penyatuan dari berbagai ideologi yang ada di Indonesia pada masa pergerakan nasional. Pancasila juga merupakan refleksi dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang bersumber dari budaya lokal maupun agama.

Demikianlah beberapa paham ideologi yang digunakan dalam organisasi pergerakan nasional di Indonesia. Paham-paham ideologi tersebut memiliki pengaruh besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

Pos Terkait: