Proses konduksi kalor merupakan salah satu dari tiga jenis perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi kalor terjadi ketika panas ditransfer melalui material atau benda yang bersentuhan langsung satu sama lain tanpa ada pergerakan massa. Contohnya, ketika satu ujung besi dipanaskan, panas akan menyebar ke seluruh besi karena molekul-molekul besi saling bergetar dan menyerahkan panas dari satu molekul ke molekul yang lain.
Konsep yang benar dalam proses konduksi kalor adalah bahwa panas selalu mengalir dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin. Ini dikenal sebagai hukum kedua termodinamika, yang menyatakan bahwa panas tidak pernah bergerak dari benda yang lebih dingin ke benda yang lebih panas.
Konsep yang benar ini juga diilustrasikan dengan hukum Fourier, yang menyatakan bahwa laju perpindahan panas secara konduksi sebanding dengan gradien suhu (perbedaan suhu) dan luas permukaan yang bersentuhan. Artinya, semakin besar perbedaan suhu antara dua benda dan semakin besar luas permukaan yang bersentuhan, semakin cepat panas akan ditransfer melalui konduksi.
Selain itu, konduktivitas termal juga merupakan faktor penting dalam proses konduksi kalor. Konduktivitas termal adalah kemampuan suatu material untuk menghantarkan panas. Material yang memiliki konduktivitas termal yang tinggi akan lebih efektif dalam menghantarkan panas daripada material yang memiliki konduktivitas termal yang rendah.
Namun, penting untuk dicatat bahwa konduksi kalor tidak selalu terjadi pada benda padat. Konduksi juga bisa terjadi pada cairan dan gas. Dalam cairan dan gas, molekul-molekul bergesekan satu sama lain untuk mentransfer panas.