Negara-negara di Asia Tenggara memiliki beragam karakteristik dan potensi dalam bidang ekonomi. Beberapa negara dikenal sebagai negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan utama. Namun, ada juga negara yang tidak bergantung pada sektor pertanian, melainkan sektor industri, perdagangan, dan jasa. Negara anggota ASEAN yang kegiatannya perekonomiaan tidak didukung oleh pertanian yaitu Singapura.
Singapura adalah sebuah negara pulau yang terletak di ujung selatan Semenanjung Malaya. Singapura memiliki luas wilayah hanya sekitar 720 km2, sehingga lahan yang tersedia untuk pertanian sangat terbatas. Menurut data dari Singapore Food Agency, hanya sekitar 2 km2 wilayah Singapura yang digunakan sebagai lahan pertanian pangan, sebagian besar terletak di Lim Chu Kang dan Sungei Tengah. Selain itu, ada juga area laut seluas 2 km2 yang digunakan untuk budidaya ikan.
Lahan pertanian di Singapura hanya mampu memenuhi sebagian kecil kebutuhan pangan penduduknya. Menurut data dari Departemen Statistik Singapura, pada tahun 2020, lahan pertanian di Singapura hanya menghasilkan 14 persen sayur-sayuran, 26 persen telur, dan 10 persen ikan dari total bahan pangan yang dikonsumsi penduduk Singapura. Sisanya harus diimpor dari negara lain.
Karena keterbatasan lahan pertanian, Singapura lebih mengembangkan sektor lain yang lebih menguntungkan dan efisien. Menurut data dari Sekretariat Nasional ASEAN Indonesia, pada tahun 2020, sektor agrikultur hanya menyumbang 0,03 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura. Sementara itu, sektor-sektor yang menjadi penyumbang terbesar PDB Singapura adalah industri manufaktur (21,5 persen), perdagangan grosir dan eceran (16,8 persen), dan jasa keuangan dan asuransi (15,7 persen).
Singapura dikenal sebagai salah satu pusat keuangan dan perdagangan di Asia dan dunia. Singapura memiliki pelabuhan dan bandara yang ramai dan modern, serta infrastruktur dan teknologi yang canggih. Singapura juga memiliki iklim investasi yang kondusif dan sistem hukum yang transparan dan efektif. Hal-hal ini membuat Singapura menjadi tujuan bagi banyak perusahaan multinasional dan investor asing.
Singapura juga memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Menurut data dari World Bank, pada tahun 2020, tingkat melek huruf penduduk Singapura mencapai 97,34 persen. Selain itu, penduduk Singapura juga memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik, sehingga mudah berkomunikasi dengan dunia internasional. Singapura juga memiliki sistem pendidikan yang berkualitas dan kompetitif.
Dengan berbagai kelebihan dan keunggulan yang dimilikinya, Singapura mampu menjadi salah satu negara maju di dunia. Menurut data dari World Bank, pada tahun 2020, PDB per kapita Singapura mencapai 65.233 dolar AS, tertinggi kedua di Asia setelah Qatar. Selain itu, menurut data dari Human Development Report 2020, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Singapura mencapai 0,938, tertinggi kelima di dunia.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa negara anggota ASEAN yang kegiatannya perekonomiaan tidak didukung oleh pertanian yaitu Singapura. Singapura merupakan negara yang mengandalkan sektor industri, perdagangan, dan jasa sebagai sumber pendapatannya. Meski memiliki wilayah yang kecil dan lahan pertanian yang terbatas, Singapura mampu menjadi salah satu negara maju dan berkembang di dunia.