Mobilitas sosial adalah pergerakan atau perubahan status dan peranan individu dari satu lapisan ke lapisan yang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah mobilitas sosial vertikal. Mobilitas sosial vertikal adalah pergerakan naik dan turunnya individu dalam lapisan sosial. Mobilitas sosial vertikal naik disebut juga dengan social climbing, yaitu kenaikan status sosial individu dari lapisan bawah ke lapisan atas.
Salah satu contoh mobilitas sosial vertikal naik adalah seorang guru yang dinaikkan kedudukannya untuk mengisi jabatan kepala sekolah yang kosong. Guru tersebut mengalami perubahan status dan peranan dari seorang pengajar menjadi seorang pemimpin. Jabatan kepala sekolah tentunya memiliki tanggung jawab, wewenang, dan penghasilan yang lebih besar daripada jabatan guru. Dengan demikian, guru tersebut telah meningkatkan posisinya dalam stratifikasi sosial.
Mobilitas sosial vertikal naik yang dialami oleh guru tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Faktor pendidikan. Guru tersebut memiliki pengetahuan dan keterampilan yang luas, sehingga mampu mengajar dengan baik dan mendapatkan penghargaan dari pihak sekolah.
- Faktor prestasi. Guru tersebut memiliki prestasi yang baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, sehingga mendapatkan pengakuan dan kepercayaan dari pihak sekolah.
- Faktor kesempatan. Guru tersebut mendapatkan kesempatan untuk dinaikkan kedudukannya karena adanya jabatan kepala sekolah yang kosong. Kesempatan ini mungkin tidak akan datang lagi jika jabatan tersebut sudah terisi oleh orang lain.
Mobilitas sosial vertikal naik yang dialami oleh guru tersebut memiliki dampak positif dan negatif, antara lain:
1. Dampak positif:
- Meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup individu dan keluarganya.
- Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi individu untuk berprestasi lebih tinggi.
- Meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pengalaman individu dalam berinteraksi dengan berbagai lapisan sosial.
- Mempercepat tingkat perubahan sosial dalam masyarakat.
2. Dampak negatif:
- Menimbulkan konflik antara individu dengan kelompok asalnya karena adanya perbedaan pandangan dan gaya hidup.
- Menimbulkan kesenjangan sosial antara individu dengan kelompok tujuannya karena adanya perbedaan status dan kepentingan.
- Menimbulkan stres dan beban psikologis individu karena adanya tekanan dan tantangan dalam menjalankan peranan baru.
- Menimbulkan disorganisasi sosial dalam masyarakat karena adanya ketidaksesuaian antara struktur dan kultur sosial.