Metode Pencatatan Investasi Saham: Apa dan Bagaimana?

Metode Pencatatan Investasi Saham: Apa dan Bagaimana?

Posted on

Investasi saham adalah salah satu cara perusahaan menanamkan dana yang dimiliki untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dari pembagian dividen atau kenaikan harga saham. Investasi saham bisa dilakukan dalam jangka pendek atau jangka panjang, tergantung dari tujuan dan strategi perusahaan.

Namun, bagaimana cara mencatat dan melaporkan investasi saham dalam akuntansi? Apakah ada metode tertentu yang harus digunakan? Bagaimana pengaruhnya terhadap laporan keuangan perusahaan?

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang metode pencatatan investasi saham, yaitu metode biaya (cost method) dan metode pemilikan (equity method). Kita juga akan melihat contoh penerapannya dalam kasus PT. A membeli saham PT. B sebanyak 15% dari saham yang beredar.

Metode Biaya (Cost Method)

Metode biaya adalah metode pencatatan investasi saham dengan cara mencatat investasi dalam saham sebesar harga pokoknya. Harga pokok ini meliputi harga beli saham ditambah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan saham tersebut, seperti komisi, pajak, dll.

Metode biaya digunakan apabila persentase pemilikan saham kurang dari 20%. Dengan persentase ini, dianggap bahwa perusahaan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan yang sahamnya dimiliki.

Baca Juga:  Berenang untuk Penderita Asma: Manfaat dan Cara Aman

Dalam metode biaya, pendapatan dividen yang diterima dari investasi saham dicatat sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan laba rugi. Sedangkan kenaikan atau penurunan nilai wajar saham tidak dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tidak direalisasi dalam laporan laba rugi, melainkan sebagai penyesuaian nilai wajar dalam ekuitas.

Metode Pemilikan (Equity Method)

Metode pemilikan adalah metode pencatatan investasi saham dengan cara mencatat investasi dalam saham sebesar harga pokoknya ditambah atau dikurang bagian laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki.

Metode pemilikan digunakan apabila persentase pemilikan saham antara 20% sampai dengan 50%. Dengan persentase ini, dianggap bahwa perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan yang sahamnya dimiliki.

Dalam metode pemilikan, pendapatan dividen yang diterima dari investasi saham tidak dicatat sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan laba rugi, melainkan sebagai pengurang nilai buku investasi saham. Sedangkan bagian laba atau rugi dari perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat sebagai pendapatan lain-lain dalam laporan laba rugi.

Contoh Pencatatan Investasi Saham

PT. A membeli saham PT. B sebanyak 15% dari saham yang beredar pada tanggal 1 Januari 2022 dengan harga Rp. 100.000.000,- ditambah biaya komisi Rp. 5.000.000,-. Pada tanggal 31 Desember 2022, PT. B mengumumkan laba bersih sebesar Rp. 50.000.000,- dan dividen sebesar Rp. 10.000.000,-.

Baca Juga:  Kehidupan di Sekitar Kerajaan: 5 Hikayat Karya Sastra Lama yang Mengisahkan Hikayat

Karena persentase pemilikan PT. A terhadap PT. B adalah kurang dari 20%, maka PT. A menggunakan metode biaya untuk mencatat investasi sahamnya.

Pencatatan investasi saham pada saat pembelian adalah sebagai berikut:

| Kas | Rp. (105.000.000) | | Investasi Saham PT.B | Rp. 105.000.000 |

Pencatatan pendapatan dividen pada saat diterima adalah sebagai berikut:

| Kas | Rp. 1.500.000 | | Pendapatan Dividen | Rp. (1.500.000) |

Pencatatan penyesuaian nilai wajar pada akhir periode adalah sebagai berikut:

| Penyesuaian Nilai Wajar | Rp.(5.000.000) | | Investasi Saham PT.B | Rp.(5.000.000) |

Catatan: Penyesuaian nilai wajar didasarkan pada harga pasar saham PT.B pada akhir periode, yaitu Rp.95 per lembar.

Laporan laba rugi PT.A pada akhir periode akan mencatat pendapatan dividen sebesar Rp.1.5000,- sebagai pendapatan lain-lain.

Laporan posisi keuangan PT.A pada akhir periode akan mencatat investasi saham PT.B sebesar Rp.(105-5) juta = Rp100 juta sebagai aset tidak lancar.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *