Teater tradisional adalah salah satu bentuk kesenian yang memiliki aturan-aturan baku yang tidak boleh dilanggar, misalnya saja seperti teater wayang kulit, ketoprak, lenong, randai, ludruk, dan mamanda. Teater tradisional merupakan warisan budaya yang menunjukkan kekayaan dan keberagaman Indonesia. Namun sayangnya, teater tradisional semakin terpinggirkan oleh perkembangan zaman dan kurang mendapat perhatian dari masyarakat.
Salah satu faktor yang menyebabkan teater tradisional kurang dikenal oleh masyarakat adalah minimnya sosialisasi dan promosi tentang teater tradisional. Banyak orang yang tidak tahu tentang sejarah, makna, dan nilai-nilai yang terkandung dalam teater tradisional. Padahal, teater tradisional merupakan salah satu media pendidikan karakter dan pelestarian nilai-nilai luhur bangsa.
Faktor lain yang menyebabkan teater tradisional kurang dikenal oleh masyarakat adalah kurangnya regenerasi dan inovasi dari para pelaku seni teater tradisional. Banyak tokoh seni teater tradisional yang sudah berusia lanjut dan tidak memiliki penerus yang mampu melanjutkan karya-karya mereka. Selain itu, banyak pula pelaku seni teater tradisional yang enggan beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan penonton. Akibatnya, teater tradisional menjadi kaku, monoton, dan tidak menarik bagi generasi muda.
Padahal, Indonesia memiliki banyak tokoh seni teater tradisional yang berjasa dalam mengembangkan dan mempopulerkan teater tradisional di tanah air. Beberapa di antaranya adalah Rustam Effendi, penulis naskah teater berbahasa Indonesia pertama; Arifin C. Noer, pendiri Teater Ketjil; Teguh Karya, pendiri Teater Populer; Putu Wijaya, pendiri Teater Mandiri; Nano Riantiarno, pendiri Teater Koma; W.S. Rendra, pendiri Bengkel Teater; dan Joze Rizal Manua, pendiri Teater Adinda dan Teater Tanah Air. Mereka adalah para maestro yang telah menciptakan karya-karya teater tradisional yang berkualitas dan bermutu.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya untuk mengenalkan kembali teater tradisional kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan festival-festival teater tradisional yang melibatkan pelaku seni teater tradisional dari berbagai daerah. Festival-festival ini dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan ragam teater tradisional yang ada di Indonesia, sekaligus untuk menjalin silaturahmi dan kerjasama antara para pelaku seni teater tradisional.
Selain itu, perlu juga adanya inovasi-inovasi dalam teater tradisional agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan kebutuhan penonton. Inovasi-inovasi ini dapat berupa penggabungan antara unsur-unsur tradisional dan modern, seperti penggunaan bahasa yang lebih mudah dimengerti, penggabungan antara musik tradisional dan modern, penggunaan teknologi canggih seperti proyektor dan multimedia, serta pengembangan tema-tema yang relevan dengan isu-isu sosial yang sedang terjadi.
Dengan demikian, diharapkan teater tradisional dapat kembali mendapat tempat di hati masyarakat, khususnya generasi muda. Teater tradisional tidak hanya sebagai sumber hiburan, tetapi juga sebagai sumber inspirasi, edukasi, dan identitas bangsa. Teater tradisional adalah warisan budaya yang harus kita lestarikan dan kembangkan agar tidak punah dan terlupakan.