Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, mulai dari Fase Pondasi di PAUD hingga Fase F di SMA1. CP merupakan salah satu perubahan istilah dari Kompetensi Inti/Kompetensi Dasar (KI/KD) dalam Kurikulum Merdeka2. Lalu, mengapa CP disusun per fase bukan per kelas seperti KI/KD?
Alasan Pembagian CP per Fase
Ada beberapa alasan mengapa CP disusun per fase bukan per kelas, antara lain:
- Menyederhanakan kompetensi pembelajaran. CP dirancang agar lebih simpel dan mudah dipahami oleh peserta didik, guru, dan orang tua. CP tidak mengejar ketuntasan materi belajar, melainkan menargetkan kompetensi yang sesuai dengan perkembangan peserta didik2.
- Memberikan kesempatan belajar yang optimal. CP memberikan fleksibilitas bagi peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat pencapaian (Teaching at the Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan gaya belajar mereka. Hal ini karena CP disusun dengan memperhatikan fase-fase perkembangan anak1.
- Memberikan keleluasaan bagi guru dan satuan pendidikan. CP memberikan ruang bagi guru dan satuan pendidikan untuk menentukan strategi dan cara untuk mencapai kompetensi yang ditargetkan. Guru dan satuan pendidikan dapat menyesuaikan pembelajaran sehingga selaras dengan kondisi dan karakteristik peserta didik1.
Pembagian Fase dalam CP
Pembagian fase dalam CP dapat digambarkan sebagai berikut3:
- Fase A: Pada umumnya SD Kelas 1-2.
- Fase B: Pada umumnya SD Kelas 3-4.
- Fase C: Pada umumnya SD Kelas 5-6.
- Fase D: Pada umumnya SMP Kelas 7-9.
- Fase E: Pada umumnya SMA Kelas 10.
- Fase F: Pada umumnya SMA Kelas 11-12.
Untuk SLB, CP didasarkan pada usia mental yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen.
Kesimpulan
CP adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase dalam Kurikulum Merdeka. CP disusun per fase bukan per kelas karena alasan penyederhanaan, optimalisasi, dan fleksibilitas pembelajaran. Pembagian fase dalam CP mengikuti perkembangan peserta didik dari PAUD hingga SMA.