Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi utama dalam Islam yang diutus oleh Allah SWT untuk menanamkan ajaran tauhid dan menghapuskan kesesatan di kalangan umatnya dari menyembah berhala. Nabi Ibrahim juga dikenal sebagai Khalilullah yang artinya kesayangan Allah SWT dan Abul Anbiya yang artinya bapaknya para nabi. Namun tahukah Anda mengapa Nabi Ibrahim tidak menyukai pekerjaan ayahnya?
Siapakah Ayah Nabi Ibrahim?
Nama ayah Nabi Ibrahim masih diperdebatkan di kalangan para ahli. Ada yang berpendapat ayahnya bernama Azar sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al An’am ayat 74. Ada pula yang mengatakan, nama Azar tersebut diambil dari nama sebuah berhala yang disembah oleh ayah Nabi Ibrahim. Sementara, para ilmuwan nasab lainnya seperti Ibnu Abbas RA mengatakan, ayah Nabi Ibrahim bernama Terah.
Apa Pekerjaan Ayah Nabi Ibrahim?
Ayah Nabi Ibrahim bekerja sebagai pembuat berhala dan penjual patung. Pada masa itu, pembuat berhala memang menjadi pekerjaan yang banyak ditekuni oleh penduduk Babilonia, seperti ayah Nabi Ibrahim. Mereka membuat patung-patung dari kayu, batu, emas, perak, atau bahan lainnya dan menjualnya kepada orang-orang yang menyembahnya sebagai tuhan.
Mengapa Nabi Ibrahim Tidak Menyukai Pekerjaan Ayahnya?
Nabi Ibrahim tidak menyukai pekerjaan ayahnya karena dua alasan utama. Pertama, karena pekerjaan ayahnya bertentangan dengan ajaran tauhid yang dianut oleh Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim adalah seorang hanif yang beriman kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Beliau sangat menentang peribadatan dengan berhala yang tidak dapat mendengar, melihat, atau memberi manfaat.
Kedua, karena rasa sayang Nabi Ibrahim pada ayahnya. Beliau khawatir ayahnya akan tertimpa azab dari Allah SWT karena telah mempersekutukanNya. Untuk itu, Nabi Ibrahim senantiasa membujuk ayahnya pada jalan kebenaran dengan kata-kata yang lembut. Bahkan, ayah Nabi Ibrahim menjadi orang pertama yang diajak oleh Nabi Ibrahim untuk beriman.
Namun sayangnya, ayah Nabi Ibrahim tidak mau mendengarkan nasihat putranya. Beliau tetap bersikeras menyembah berhala dan mengancam akan membunuh Nabi Ibrahim jika tidak berhenti mengganggu pekerjaannya. Akhirnya, Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim untuk hijrah dari negerinya dan meninggalkan ayahnya.
Kesimpulan
Nabi Ibrahim adalah nabi besar dalam Islam yang diutus oleh Allah SWT untuk menegakkan tauhid dan menghapuskan penyembahan berhala. Ayah Nabi Ibrahim adalah seorang pembuat dan penjual patung yang disembah sebagai tuhan. Nabi Ibrahim tidak menyukai pekerjaan ayahnya karena bertentangan dengan aqidahnya dan karena rasa sayangnya pada ayahnya. Beliau berusaha membimbing ayahnya ke jalan yang benar namun ditolak dan diancam oleh ayahnya. Oleh karena itu, beliau hijrah dari negerinya atas perintah Allah SWT.