Mengapa Nabi Ibrahim Alaihissalam Tidak Menghancurkan Patung Raja Namrud yang Paling Besar?

Mengapa Nabi Ibrahim Alaihissalam Tidak Menghancurkan Patung Raja Namrud yang Paling Besar?

Posted on
Mengapa Nabi Ibrahim Alaihissalam Tidak Menghancurkan Patung Raja Namrud yang Paling Besar?

 

Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyebarkan agama tauhid yaitu Islam. Beliau dilahirkan di kerajaan Babel atau Babilonia yang dipimpin oleh Raja Namrud, seorang penguasa yang sombong dan angkuh. Raja Namrud dan rakyatnya menyembah berbagai macam patung yang mereka anggap sebagai dewa-dewa.

Nabi Ibrahim Alaihissalam sejak kecil sudah tidak percaya dengan patung-patung tersebut. Beliau melihat bahwa patung-patung itu hanyalah benda mati yang tidak bisa mendengar, melihat, atau memberi manfaat dan mudharat kepada manusia. Beliau juga menyadari bahwa Tuhan itu Maha Besar, Maha Kuasa, dan Maha Esa yang tidak bisa disamakan dengan apapun.

Suatu hari, ketika rakyat Babel sedang pergi meninggalkan kota untuk merayakan hari raya, Nabi Ibrahim Alaihissalam memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghancurkan patung-patung yang ada di kuil. Beliau memegang kapak dan mulai memecahkan patung-patung kecil satu per satu. Namun, beliau tidak menghancurkan patung Raja Namrud yang paling besar. Beliau malah menggantungkan kapak di leher patung tersebut.

Ketika rakyat Babel kembali ke kota, mereka terkejut melihat patung-patung mereka sudah hancur berantakan. Mereka bertanya-tanya siapa yang berani melakukan hal itu. Mereka segera menduga bahwa pelakunya adalah Nabi Ibrahim Alaihissalam, karena beliau dikenal sebagai orang yang menentang penyembahan berhala.

Baca Juga:  Setelah Islam Mengalami Puncak Kejayaan yang Dipimpin oleh Harun ar-Rasyid

Mereka pun membawa Nabi Ibrahim Alaihissalam ke hadapan Raja Namrud dan menuduhnya sebagai penghancur patung-patung mereka. Raja Namrud bertanya kepada Nabi Ibrahim Alaihissalam, “Apakah kamu yang menghancurkan dewa-dewa kami?” Nabi Ibrahim Alaihissalam menjawab dengan bijak, “Bukankah patung ini yang paling besar bisa menjawab? Tanyakan saja kepadanya jika dia bisa berbicara.”

Jawaban Nabi Ibrahim Alaihissalam membuat Raja Namrud dan rakyatnya bingung. Mereka sadar bahwa patung-patung itu tidak bisa berbicara atau berbuat apa-apa. Namun, mereka tidak mau mengakui kebenaran yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam. Mereka malah marah dan memutuskan untuk membakar Nabi Ibrahim Alaihissalam di tengah lapangan.

Dari kisah ini, kita bisa mengetahui alasan mengapa Nabi Ibrahim Alaihissalam tidak menghancurkan patung Raja Namrud yang paling besar. Beliau ingin menunjukkan kepada Raja Namrud dan rakyatnya bahwa patung-patung itu tidak memiliki kekuatan atau kemampuan apa-apa. Beliau ingin membuat mereka berpikir dan menyadari bahwa hanya Allah SWT yang layak disembah dan dimintai pertolongan.

Nabi Ibrahim Alaihissalam adalah contoh nabi yang berani dan cerdas dalam menyampaikan dakwahnya. Beliau tidak takut menghadapi tantangan atau ancaman dari orang-orang kafir. Beliau juga tidak putus asa dalam mengajak manusia menuju jalan yang lurus. Beliau selalu berserah diri dan bertawakkal kepada Allah SWT yang Maha Melindungi dan Maha Penyayang.

Baca Juga:  Faktor yang Berpengaruh Terhadap Dinamika Penduduk di Suatu Wilayah

Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah Nabi Ibrahim Alaihissalam ini. Mari kita ikuti jejak beliau dalam beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mari kita tinggalkan segala bentuk kesyirikan dan kemusyrikan yang dapat menjauhkan kita dari ridha Allah SWT. Mari kita jadikan Nabi Ibrahim Alaihissalam sebagai teladan dalam hidup kita.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *