Tata surya adalah sistem bintang dan objek-objek yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut meliputi delapan planet, asteroid, komet, meteorit, dan satelit alami. Di antara semua objek di tata surya, hanya ada satu bintang, yaitu matahari. Matahari adalah bintang berusia 4,5 miliar tahun yang terdiri dari gas hidrogen dan helium yang sangat panas. Matahari memiliki diameter sekitar 1,4 juta kilometer dan massa sekitar 2 x 10^30 kilogram. Matahari juga merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di Bumi.
Namun, mengapa matahari menjadi pusat tata surya? Apa yang membuat matahari dapat menarik objek-objek lain di sekitarnya? Bagaimana cara matahari mempertahankan posisinya sebagai pusat tata surya? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan menjelaskan alasan-alasan ilmiah di baliknya.
Teori Heliosentrik
Salah satu teori yang menjelaskan tentang posisi matahari sebagai pusat tata surya adalah teori heliosentrik. Teori ini dikemukakan oleh astronom Polandia bernama Nicolaus Copernicus pada abad ke-16. Teori heliosentrik menyatakan bahwa matahari adalah pusat tata surya dan semua planet mengorbit mengelilingi matahari dalam lintasan berbentuk elips. Teori ini bertentangan dengan teori geosentrik yang lebih tua yang menyatakan bahwa Bumi adalah pusat tata surya dan semua objek lain berputar di sekitar Bumi.
Teori heliosentrik didasarkan pada pengamatan dan perhitungan matematis yang lebih akurat daripada teori geosentrik. Teori heliosentrik dapat menjelaskan fenomena-fenomena astronomi seperti gerak retrograd planet, perubahan fase Venus, perbedaan musim di Bumi, dan lain-lain. Teori heliosentrik juga sesuai dengan hukum gravitasi Newton yang menyatakan bahwa dua benda saling menarik dengan gaya yang sebanding dengan massa mereka dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara mereka.
Gaya Gravitasi Matahari
Alasan utama mengapa matahari menjadi pusat tata surya adalah karena gaya gravitasi yang dimilikinya. Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua benda yang memiliki massa. Semakin besar massa suatu benda, semakin besar pula gaya gravitasinya. Semakin dekat jarak antara dua benda, semakin besar pula gaya gravitasinya.
Matahari adalah bintang yang memiliki massa sangat besar, yaitu sekitar 99,8% dari total massa tata surya. Massa matahari yang begitu besar inilah yang menjadikan matahari memiliki gaya tarik gravitasi yang besar pula. Gaya gravitasi matahari mampu menarik objek-objek lain di tata surya untuk berputar di sekitarnya. Objek-objek tersebut memiliki kecepatan tertentu agar tidak jatuh ke dalam matahari atau melenceng dari orbitnya.
Gaya gravitasi matahari juga mempengaruhi bentuk dan ukuran orbit planet-planet di tata surya. Planet-planet yang lebih dekat dengan matahari memiliki orbit yang lebih bulat dan lebih kecil daripada planet-planet yang lebih jauh dari matahari. Planet-planet yang lebih dekat dengan matahari juga memiliki periode orbit yang lebih pendek daripada planet-planet yang lebih jauh dari matahari.
Kesimpulan
Matahari menjadi pusat tata surya karena dua alasan utama, yaitu teori heliosentrik dan gaya gravitasi. Teori heliosentrik adalah teori ilmiah yang menyatakan bahwa matahari adalah pusat tata surya dan semua planet mengorbit mengelilingi matahari dalam lintasan berbentuk elips. Gaya gravitasi adalah gaya tarik-menarik antara dua benda yang memiliki massa. Matahari memiliki massa sangat besar sehingga memiliki gaya gravitasi yang besar pula. Gaya gravitasi matahari mampu menarik objek-objek lain di tata surya untuk berputar di sekitarnya.