Mengapa Koloid Liofob Dapat Menggumpal Jika Ditambah Elektrolit?

Mengapa Koloid Liofob Dapat Menggumpal Jika Ditambah Elektrolit?

Posted on

Koloid adalah sistem dispersi yang terdiri dari partikel-partikel berukuran 1-100 nm yang tersebar dalam medium pendispersi. Koloid dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya memiliki afinitas yang tinggi terhadap medium pendispersinya. Contoh koloid liofil adalah gelatin, kanji, dan agar-agar. Koloid liofob adalah koloid yang fase terdispersinya memiliki afinitas yang rendah terhadap medium pendispersinya. Contoh koloid liofob adalah sol belerang, sol logam, dan sol Fe(OH)3.

Salah satu sifat koloid yang penting adalah muatan listrik. Muatan listrik pada partikel koloid dapat terbentuk karena adanya proses adsorpsi ion pada permukaan partikel. Adsorpsi ion adalah peristiwa menempelnya ion-ion pada permukaan partikel koloid karena adanya gaya tarik-menarik antara partikel koloid dengan ion-ion. Muatan listrik pada partikel koloid berfungsi untuk menjaga kestabilan koloid. Kestabilan koloid berarti tidak terjadinya penggumpalan atau koagulasi antara partikel-partikel koloid.

Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel koloid menjadi gumpalan-gumpalan yang lebih besar. Koagulasi dapat terjadi karena adanya gangguan pada muatan listrik partikel koloid. Gangguan tersebut dapat berupa penambahan zat elektrolit ke dalam sistem koloid. Zat elektrolit adalah zat yang dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk larutan atau leburan karena adanya ion-ion yang bebas bergerak. Contoh zat elektrolit adalah garam, asam, dan basa.

Baca Juga:  Budidaya Pembenihan Ikan Nila pada Kolam Air Deras: Cara, Syarat, dan Keuntungan

Penambahan zat elektrolit ke dalam sistem koloid dapat menyebabkan netralisasi muatan listrik pada partikel koloid. Netralisasi muatan listrik berarti hilangnya muatan listrik pada partikel koloid karena adanya ion-ion dari zat elektrolit yang menempel pada permukaan partikel. Akibatnya, gaya tolak-menolak antara partikel-partikel koloid menjadi berkurang atau hilang. Hal ini menyebabkan partikel-partikel koloid saling mendekat dan menggumpal menjadi gumpalan-gumpalan yang lebih besar.

Koloid liofob lebih mudah menggumpal jika ditambah elektrolit dibandingkan dengan koloid liofil. Hal ini disebabkan oleh perbedaan afinitas antara fase terdispersi dengan medium pendispersi. Koloid liofob memiliki afinitas yang rendah terhadap medium pendispersi, sehingga tidak terbentuk selubung pelindung dari molekul-molekul medium pendispersi di sekitar partikel koloid. Selubung pelindung ini berfungsi untuk mencegah penggumpalan antara partikel-partikel koloid. Koloid liofil memiliki afinitas yang tinggi terhadap medium pendispersi, sehingga terbentuk selubung pelindung dari molekul-molekul medium pendispersi di sekitar partikel koloid. Selubung pelindung ini membuat partikel-partikel koloid lebih stabil dan tidak mudah menggumpal jika ditambah elektrolit.

Demikianlah penjelasan mengenai mengapa koloid liofob dapat menggumpal jika ditambah elektrolit. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sistem koloid. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai habis.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *