Mengapa Ibu Hamil Tidak Mengalami Menstruasi?

Mengapa Ibu Hamil Tidak Mengalami Menstruasi?

Posted on

Menstruasi adalah proses keluarnya darah dari vagina yang terjadi setiap bulan akibat peluruhan lapisan dinding rahim (endometrium) karena tidak adanya pembuahan sel telur oleh sperma. Menstruasi merupakan bagian dari siklus reproduksi wanita yang mempersiapkan tubuh untuk kehamilan.

Namun, apakah Anda tahu mengapa ibu hamil tidak mengalami menstruasi? Apakah ada pengecualian atau kondisi tertentu yang menyebabkan ibu hamil tetap mengeluarkan darah dari vagina? Simak penjelasannya di bawah ini.

Penyebab Ibu Hamil Tidak Mengalami Menstruasi

Saat terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, sel telur yang telah dibuahi tersebut akan menempel pada dinding rahim dan berkembang menjadi calon janin. Proses ini disebut implantasi dan biasanya terjadi sekitar 6-12 hari setelah ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium).

Saat implantasi terjadi, ovarium akan menghentikan produksi sel telur dan mengaktifkan hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk memelihara lapisan dinding rahim agar tetap tebal dan tidak luruh. Lapisan dinding rahim ini akan menjadi tempat menempelnya plasenta (ari-ari) yang akan memberi nutrisi dan oksigen kepada janin.

Baca Juga:  Apa Itu Jalan Cepat dan Bagaimana Tekniknya?

Karena lapisan dinding rahim tidak luruh, maka ibu hamil tidak akan mengalami menstruasi. Tidak kunjung menstruasi inilah yang akhirnya dikenal sebagai salah satu tanda awal kehamilan.

Pendarahan Vagina yang Menyerupai Menstruasi Saat Hamil

Meskipun secara medis tidak mungkin terjadi menstruasi saat hamil, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan ibu hamil mengeluarkan darah dari vagina yang menyerupai menstruasi. Beberapa kondisi tersebut antara lain:

  • Pendarahan implantasi. Ini adalah pendarahan ringan atau bercak darah yang terjadi saat sel telur yang dibuahi menempel pada dinding rahim. Pendarahan ini biasanya muncul sekitar waktu menstruasi normal dan sering disalahartikan sebagai menstruasi. Pendarahan implantasi tidak berbahaya dan hanya berlangsung sebentar (1-2 hari).
  • Perubahan atau masalah pada leher rahim. Leher rahim adalah bagian bawah rahim yang berhubungan dengan vagina. Saat hamil, leher rahim menjadi lebih sensitif dan mudah berdarah karena adanya perubahan hormon dan aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan pendarahan ringan saat melakukan hubungan seksual, pemeriksaan panggul, atau pap smear. Pendarahan ini biasanya tidak berbahaya, kecuali jika disebabkan oleh infeksi atau kanker leher rahim.
  • Keguguran. Keguguran adalah kehilangan kehamilan sebelum usia kandungan mencapai 20 minggu. Keguguran dapat menyebabkan pendarahan vagina yang berat, disertai kram perut dan gumpalan darah. Keguguran merupakan kondisi serius yang membutuhkan penanganan medis segera.
  • Kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim, biasanya di saluran tuba (saluran penghubung antara ovarium dan rahim). Kehamilan ektopik dapat menyebabkan pendarahan vagina yang ringan hingga berat, disertai nyeri perut sebelah atau bahu. Kehamilan ektopik merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan operasi untuk mengangkat janin.
  • Hamil anggur. Hamil anggur adalah kehamilan abnormal yang terjadi akibat gangguan perkembangan plasenta. Hamil anggur dapat menyebabkan pendarahan vagina yang berwarna merah muda atau cokelat tua, disertai mual, muntah, dan tekanan darah tinggi. Hamil anggur memerlukan pengobatan dengan obat-obatan atau operasi untuk membersihkan sisa-sisa jaringan plasenta dari rahim.
  • Plasenta previa. Plasenta previa adalah kondisi di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Plasenta previa dapat menyebabkan pendarahan vagina yang berwarna merah terang tanpa nyeri pada trimester kedua atau ketiga kehamilan. Plasenta previa merupakan kondisi serius yang dapat membahayakan ibu dan janin, sehingga membutuhkan pemantauan ketat dan persalinan sesar.
  • Plasenta abrupsi. Plasenta abrupsi adalah kondisi di mana plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum persalinan. Plasenta abrupsi dapat menyebabkan pendarahan vagina yang berwarna merah gelap, disertai nyeri perut hebat dan kontraksi pada trimester ketiga kehamilan. Plasenta abrupsi merupakan kondisi gawat darurat yang dapat membahayakan ibu dan janin, sehingga memerlukan persalinan segera.
  • Persalinan prematur. Persalinan prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu. Persalinan prematur dapat menyebabkan pendarahan vagina yang berwarna merah terang, disertai kontraksi dan pecah ketuban. Persalinan prematur memerlukan penanganan medis segera untuk meningkatkan peluang kelangsungan hidup bayi.
Baca Juga:  Mendengarkan Keluh Kesah Orang Lain: Perilaku Budaya yang Membangun Toleransi

Apa yang Harus Dilakukan Jika Mengalami Pendarahan Vagina Saat Hamil?

Jika Anda mengalami pendarahan vagina saat hamil, sebaiknya lakukan hal-hal berikut ini:

Pendarahan vagina saat hamil bisa jadi tanda adanya masalah pada kehamilan Anda. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksakan diri secara rutin ke dokter kandungan dan mengikuti saran-saran yang diberikan.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.

Pos Terkait: