Globalisasi ekonomi adalah proses penyatuan ekonomi-ekonomi nasional di seluruh dunia menjadi satu-kesatuan yang saling terkait. Globalisasi ekonomi didorong oleh beberapa faktor, seperti kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, liberalisasi perdagangan, investasi asing langsung, dan perusahaan multinasional. Globalisasi ekonomi memiliki dampak positif dan negatif bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya.
Dampak positif globalisasi ekonomi antara lain adalah:
- Menstimulus tumbuhnya perekonomian di negara tujuan yang mayoritasnya adalah negara berkembang
- Membuka mekanisme dan kesempatan investasi di kancah internasional
- Mendorong ekonomi dunia terus tumbuh secara menyeluruh
- Meningkatnya pendapatan nasional dan menurunnya angka kemiskinan dunia
- Meningkatkan pendapatan per kapita
- Membuat komoditas barang dan jasa di satu negara lebih banyak variasinya, karena ada banyak tawaran dari negara lain
- Membuat sebuah negara mampu bersaing di pasar global secara lebih efisien
Namun, dampak negatif globalisasi ekonomi juga tidak bisa diabaikan. Beberapa dampak negatif globalisasi ekonomi adalah:
- Menyebabkan tidak efektifnya proses penyesuaian ekonomi di suatu negara
- Kondisi ekonomi yang tak stabil dan sensitif terhadap berbagai peristiwa, seperti perang dan terorisme di suatu negara
- Memicu terjadinya kerusakan lingkungan, karena meningkatnya aktivitas industri, dari produksi sampai konsumsi
- Adanya pendapatan per kapita yang timpang antara negara berkembang dengan negara maju
- Kesenjangan pendapatan antarwarga dalam satu negara
- Menurunnya level keamanan dalam pekerjaan, karena makin luas lingkup pasar, keamanan transaksi atau pekerjaan sulit dipastikan
Dari dampak-dampak di atas, dapat dilihat bahwa globalisasi ekonomi secara umum merugikan negara miskin dan berkembang. Alasan-alasannya adalah:
- Negara miskin dan berkembang cenderung memiliki daya saing yang rendah di pasar global, karena keterbatasan sumber daya, infrastruktur, teknologi, dan kualitas sumber daya manusia
- Negara miskin dan berkembang cenderung menjadi pasar bagi produk-produk dari negara maju, sehingga mengalami defisit perdagangan dan ketergantungan ekonomi
- Negara miskin dan berkembang cenderung menjadi sasaran investasi asing langsung yang tidak selalu menguntungkan bagi perekonomian lokal, karena adanya praktik eksploitasi sumber daya alam, transfer keuntungan ke luar negeri, dan pengaruh politik
- Negara miskin dan berkembang cenderung mengalami kesulitan dalam mengatur kebijakan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan nasional, karena adanya tekanan dari lembaga-lembaga internasional, seperti IMF dan Bank Dunia
- Negara miskin dan berkembang cenderung mengalami kerugian sosial dan budaya akibat globalisasi ekonomi, seperti hilangnya identitas nasional, merosotnya nilai-nilai lokal, dan meningkatnya konflik sosial
Oleh karena itu, globalisasi ekonomi perlu diimbangi dengan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan negara miskin dan berkembang, seperti:
- Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan lingkungan hidup bagi masyarakat
- Mendorong pengembangan industri lokal yang berdaya saing dan berkelanjutan
- Melindungi hak-hak pekerja dan konsumen dari praktik-praktik yang tidak adil dan merugikan
- Menegakkan kedaulatan nasional dan demokrasi dalam mengambil keputusan ekonomi
- Mempertahankan dan melestarikan keanekaragaman sosial dan budaya sebagai kekayaan bangsa
Globalisasi ekonomi adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari, namun juga bukan suatu takdir yang harus diterima begitu saja. Negara miskin dan berkembang perlu beradaptasi dengan dinamika globalisasi ekonomi, namun juga perlu berjuang untuk memperoleh manfaat dan mengurangi kerugian dari proses tersebut.