Bank syariah adalah lembaga keuangan yang menjalankan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam, seperti larangan riba, gharar, maysir, dan haram. Bank syariah juga memiliki karakteristik khusus, seperti sistem bagi hasil, akad-akad yang sesuai dengan syariah, dan pengawasan oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS).
Bank syariah di Indonesia memiliki sejarah yang cukup panjang. Bank syariah pertama yang berdiri di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991. Sejak saat itu, bank syariah terus mengalami perkembangan baik dari segi jumlah, aset, pembiayaan, maupun dana pihak ketiga (DPK).
Pada tahun 2021, bank syariah di Indonesia mengalami perubahan besar dengan terbentuknya Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan hasil merger dari tiga bank syariah milik BUMN, yaitu Bank BNI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank BRISyariah. BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dan di dunia dengan aset mencapai Rp214 triliun.
Lalu, apa yang menjadi faktor pendorong perkembangan bank syariah di negara kita? Berikut adalah beberapa alasan yang dapat menjelaskan fenomena ini:
- Permintaan pasar yang tinggi. Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu sekitar 230 juta jiwa atau 87% dari total penduduk. Hal ini menunjukkan bahwa potensi pasar untuk produk dan jasa keuangan syariah sangat besar di Indonesia. Selain itu, masyarakat Indonesia juga semakin sadar dan tertarik untuk menggunakan produk dan jasa keuangan syariah yang sesuai dengan ajaran agama mereka.
- Dukungan pemerintah dan regulator. Pemerintah dan regulator memiliki peran penting dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan bank syariah di Indonesia. Beberapa langkah yang telah dilakukan antara lain adalah memberikan insentif fiskal dan non-fiskal bagi bank syariah, mengeluarkan peraturan-peraturan yang mendukung operasional bank syariah, membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) sebagai lembaga koordinasi antar instansi terkait, dan mendukung proses merger bank syariah milik BUMN.
- Keunggulan produk dan jasa keuangan syariah. Produk dan jasa keuangan syariah memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk dan jasa keuangan konvensional, seperti lebih adil, transparan, inklusif, berorientasi pada sektor riil, dan berdampak positif bagi kesejahteraan sosial. Selain itu, produk dan jasa keuangan syariah juga lebih tahan terhadap krisis ekonomi karena tidak bergantung pada bunga dan memiliki mekanisme bagi hasil yang fleksibel.
- Aspek komersial dan sosial. Bank syariah tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui aspek komersial dan sosial. Aspek komersial dapat dilihat dari sektor jasa keuangan dan industri halal, sedangkan aspek sosial dilihat dari zakat, infaq, sedekah, dan wakaf.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bank syariah berkembang pesat di negara kita karena adanya permintaan pasar yang tinggi, dukungan pemerintah dan regulator, keunggulan produk dan jasa keuangan syariah, serta aspek komersial dan sosial yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.