Mengapa Aceh Disebut sebagai Serambi Mekkah?

Mengapa Aceh Disebut sebagai Serambi Mekkah?

Posted on

Aceh adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keistimewaan sebagai daerah otonomi khusus. Aceh juga dikenal sebagai daerah yang kental dengan nilai agama Islam yang dijunjung tinggi. Tak heran jika Aceh kemudian mendapat julukan ‘Serambi Makkah’. Nama ini melekat karena Aceh menjadi pusat peradaban Islam pada saat kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya yakni pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.

Lalu, apa saja alasan yang membuat Aceh disebut sebagai Serambi Makkah? Berikut adalah beberapa penjelasannya:

Tempat Pertama Masuknya Agama Islam ke Nusantara

Menurut laman resmi Pemprov Aceh, wilayah Aceh diketahui sebagai tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia dan sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Peureulak dan Pasai. Kerajaan yang dibangun oleh Sultan Ali Mughayatsyah dengan ibu otanya di Bandar Aceh Darussalam (Banda Aceh sekarang) lambat laun bertambah luas wilayahnya yang meliputi sebagaian besar pantai Barat dan Timur Sumatra hingga ke Semenanjung Malaka.

Lokasi Aceh yang sangat strategis di Selat Malaka membuatnya memiliki peran penting dalam penyebaran agama Islam. Baik di wilayah Aceh maupun di Asia Tenggara.

Baca Juga:  Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana: Lingkup Hukum Publik yang Menegakkan Keadilan

Kiblat Ilmu Pengetahuan

Selain menjadi pusat penyebaran agama Islam, Aceh juga pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan. Hal ini ditandai dengan hadirnya Jami’ah Baiturrahman (Universitas Baiturrahman) lengkap dengan berbagai fakultas. Kala itu, para mahasiswa yang menuntut ilmu di Aceh datang dari berbagai penjuru dunia, dari Turki, Palestina, India, Bangladesh, Pattani, Mindanau, Malaya, Brunei Darussalam, dan Makassar.

Di sini juga lahir para ulama dan cendekiawan terkemuka seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin al-Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri, Abdurrauf Singkel, dan lain-lain. Mereka banyak menghasilkan karya-karya ilmiah yang berpengaruh dalam dunia Islam.

Pengakuan dari Syarif Makkah

Dalam catatan sejarah, Kerajaan Aceh juga diketahui pernah mendapat pengakuan dari Syarif Makkah atas nama Khalifah Islam di Turki bahwa Kerajaan Aceh adalah ‘pelindung’ kerajaan-kerajaan Islam lainnya di Nusantara. Maka dari itu seluruh sultan-sultan Nusantara mengakui Sultan Aceh sebagai pelindung mereka dalam menjalankan tugas kerajaan.

Pengakuan ini menunjukkan bahwa Aceh memiliki kedudukan yang tinggi dan terhormat di mata dunia Islam.

Pangkalan Jamaah Haji yang Hendak ke Makkah

Dikutip dari buku ‘Demi Agama, Nusa, dan Bangsa’ karya Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si., pada zaman Kerajaan Aceh, wilayah di Aceh menjadi lalu lintas utama rakyat Nusantara yang akan pergi haji ke Makkah Almukarramah untuk menunaikan ibadah haji. Dari Aceh ini kemudian calon jamaah haji Indonesia menumpang kapal ke Gujarat, Yaman, dan kemudian ke Makkah.

Baca Juga:  Penjelasan Mengapa Kelalaian Audit Dapat Terjadi Padahal Sudah Ada Prosedur Audit yang Harus Ditaati oleh KAP

Oleh karena itu, Aceh menjadi tempat persinggahan dan persiapan bagi para jamaah haji sebelum melanjutkan perjalanan ke tanah suci.

Kesamaan dengan Makkah

Aceh memiliki banyak persamaan dengan Makkah yakni kuat secara nilai-nilai Islam, berpakaian Islam, hiburan Islam, dan berhukum dengan hukum Islam. Seluruh penduduk Makkah beragama Islam dan seluruh penduduk Aceh dulu juga Islam.

Aceh juga memiliki banyak masjid-masjid indah dan megah yang menjadi pusat ibadah dan aktivitas masyarakat. Salah satunya adalah Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi ikon Provinsi Aceh.

Itulah beberapa alasan mengapa Aceh disebut sebagai Serambi Makkah. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang sejarah dan budaya Indonesia.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *