Apakah Anda pernah merasa bingung apakah usaha Anda menguntungkan atau merugikan? Apakah Anda pernah ragu apakah usaha Anda layak untuk diteruskan atau sebaiknya berhenti? Jika ya, maka Anda perlu melakukan evaluasi usaha secara berkala dan menyusun laporan laba rugi.
Evaluasi usaha adalah suatu aktivitas untuk melakukan analisis kinerja suatu usaha bisnis. Evaluasi usaha prinsip dasar utamanya adalah membandingkan rencana usaha yang telah dibuat sebelum kegiatan dimulai dengan apa yang telah dicapai pada akir masa produksi.
Laporan laba rugi adalah suatu dokumen yang menunjukkan hasil usaha selama periode tertentu, biasanya satu bulan, satu kuartal, atau satu tahun. Laporan laba rugi mencakup pendapatan, biaya, dan laba bersih.
Langkah-langkah untuk menyusun laporan laba rugi adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi setiap item pendapatan, yaitu jumlah uang yang diterima dari penjualan produk atau jasa.
- Mengidentifikasi setiap item biaya produksi, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk membuat produk atau jasa. Biaya produksi terdiri atas biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah tergantung jumlah produksi, seperti sewa tempat, gaji karyawan tetap, listrik, dan lain-lain. Biaya variabel adalah biaya yang berubah tergantung jumlah produksi, seperti bahan baku, upah buruh lepas, bensin, dan lain-lain.
- Menghitung laba kotor (gross profit), yaitu selisih antara pendapatan dan biaya produksi.
- Mengidentifikasi setiap item beban usaha, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha selain biaya produksi. Beban usaha bisa meliputi biaya pemasaran, administrasi, perawatan, bunga pinjaman, pajak, dan lain-lain.
- Menghitung laba bersih (net profit), yaitu selisih antara laba kotor dan beban usaha.
Contoh laporan laba rugi sederhana untuk usaha kerajinan tangan selama satu bulan adalah sebagai berikut:
Item | Jumlah (Rp) |
---|---|
Pendapatan | 10.000.000 |
Biaya Produksi | |
– Biaya Tetap | 2.000.000 |
– Biaya Variabel | 3.000.000 |
Laba Kotor | 5.000.000 |
Beban Usaha | |
– Biaya Pemasaran | 500.000 |
– Biaya Administrasi | 300.000 |
– Biaya Perawatan | 200.000 |
Laba Bersih | 4.000.000 |
Dari laporan laba rugi di atas, kita bisa melihat bahwa usaha kerajinan tangan tersebut menghasilkan laba bersih sebesar Rp 4.000.000 per bulan. Ini berarti usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk diteruskan.
Namun, jika laba bersihnya negatif atau nol, maka usaha tersebut merugikan atau tidak menghasilkan keuntungan sama sekali. Ini berarti usaha tersebut perlu dievaluasi ulang dan dicari cara untuk meningkatkan pendapatan atau menurunkan biaya.
Dengan demikian, langkah terakhir untuk mengetahui usaha untung atau rugi adalah dengan menyusun laporan laba rugi secara rutin dan membandingkannya dengan rencana usaha yang telah dibuat sebelumnya. Dengan begitu, kita bisa mengetahui apakah usaha kita sesuai dengan harapan atau tidak, dan apakah perlu dilakukan perbaikan atau perubahan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sedang menjalankan atau ingin memulai usaha bisnis sendiri.