Kurva Kinked: Pengertian, Penyebab, dan Gambara

Kurva Kinked: Pengertian, Penyebab, dan Gambara

Posted on

Kurva kinked adalah salah satu model yang digunakan untuk menjelaskan perilaku perusahaan-perusahaan oligopoli dalam menentukan harga produknya. Kurva kinked memiliki bentuk yang patah atau tertekuk di titik tertentu, yang mengindikasikan adanya dua elastisitas permintaan yang berbeda untuk produk yang sama.

Pengertian Kurva Kinked

Kurva kinked adalah kurva permintaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan oligopoli yang saling bersaing dengan perusahaan lainnya. Kurva ini dibuat oleh Paul Sweezy, seorang ekonom Amerika Serikat, untuk menjelaskan mengapa harga produk di pasar oligopoli cenderung stabil meskipun ada perubahan biaya produksi.

Kurva kinked memiliki bentuk yang patah atau tertekuk di titik tertentu, yaitu titik E pada gambar di bawah ini.

Kurva Kinked

Titik E menunjukkan harga dan kuantitas ekuilibrium yang ditetapkan oleh perusahaan oligopoli. Kurva permintaan di atas titik E (DE) memiliki elastisitas tinggi, artinya permintaan produk sangat sensitif terhadap perubahan harga. Kurva permintaan di bawah titik E (DE’) memiliki elastisitas rendah, artinya permintaan produk tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga.

Penyebab Kurva Kinked Disebut Juga dengan Kurva Patah

Kurva kinked disebut juga dengan kurva patah karena bentuknya yang tidak mulus seperti kurva permintaan biasa. Bentuk kurva yang patah ini disebabkan oleh adanya dua reaksi berbeda dari perusahaan-perusahaan oligopoli terhadap perubahan harga produk.

Baca Juga:  Apakah yang Dimaksud dengan Suaka Margasatwa?

Reaksi pertama adalah jika suatu perusahaan menurunkan harga produknya, maka perusahaan lain akan segera mengikuti tindakan tersebut untuk menjaga pangsa pasarnya. Hal ini menyebabkan permintaan produk menjadi tidak elastis terhadap penurunan harga, sehingga kurva permintaan menjadi lebih curam di bawah titik E.

Reaksi kedua adalah jika suatu perusahaan menaikkan harga produknya, maka perusahaan lain tidak akan mengikuti tindakan tersebut karena mereka tidak ingin kehilangan pelanggan. Hal ini menyebabkan permintaan produk menjadi sangat elastis terhadap kenaikan harga, sehingga kurva permintaan menjadi lebih datar di atas titik E.

Dengan demikian, kurva kinked menggambarkan adanya saling ketergantungan antara perusahaan-perusahaan oligopoli dalam menentukan harga produknya. Perusahaan-perusahaan oligopoli cenderung tidak mengubah harga produknya karena mereka takut akan kehilangan pelanggan atau keuntungan.

Kesimpulan

Kurva kinked adalah salah satu model yang digunakan untuk menjelaskan perilaku perusahaan-perusahaan oligopoli dalam menentukan harga produknya. Kurva kinked memiliki bentuk yang patah atau tertekuk di titik tertentu, yang mengindikasikan adanya dua elastisitas permintaan yang berbeda untuk produk yang sama.

Kurva kinked disebut juga dengan kurva patah karena bentuknya yang tidak mulus seperti kurva permintaan biasa. Bentuk kurva yang patah ini disebabkan oleh adanya dua reaksi berbeda dari perusahaan-perusahaan oligopoli terhadap perubahan harga produk.

Baca Juga:  Perkembangan Usaha Perasuransian dan Hubungannya dengan Bidang Lainnya

Reaksi pertama adalah jika suatu perusahaan menurunkan harga produknya, maka perusahaan lain akan segera mengikuti tindakan tersebut untuk menjaga pangsa pasarnya. Reaksi kedua adalah jika suatu perusahaan menaikkan harga produknya, maka perusahaan lain tidak akan mengikuti tindakan tersebut karena mereka tidak ingin kehilangan pelanggan.

Dengan demikian, kurva kinked menggambarkan adanya saling ketergantungan antara perusahaan-perusahaan oligopoli dalam menentukan harga produknya. Perusahaan-perusahaan oligopoli cenderung tidak mengubah harga produknya karena mereka takut akan kehilangan pelanggan atau keuntungan.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *