Konsepsi Wawasan Nusantara adalah pandangan tentang bangsa Indonesia yang mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam keragaman. Konsep ini menjadi dasar bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan. Wawasan Nusantara bukan hanya sekadar gagasan, tetapi juga sebuah proses belajar dan menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaan.
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan yang menjadi bagian dari Pancasila. Semboyan ini memperlihatkan kesatuan bangsa Indonesia meskipun terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya. Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan bahwa keberagaman adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Asal Mula Konsepsi Wawasan Nusantara
Konsepsi Wawasan Nusantara pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Dr. R. Soeprapto pada tahun 1968 dalam sebuah seminar nasional di Jakarta. Konsep ini kemudian dikembangkan oleh beberapa tokoh lainnya seperti Prof. Dr. Ali Wardhana, Prof. Dr. Soedjati Djiwandono, dan Prof. Dr. Ikrar Nusa Bhakti.
Konsepsi Wawasan Nusantara lahir sebagai bentuk reaksi terhadap situasi politik pada masa itu. Indonesia sedang mengalami krisis identitas yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah Orde Baru yang cenderung menekankan aspek kebangsaan yang homogen dan menafikan keberagaman.
Nilai-Nilai Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara memiliki beberapa nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan. Beberapa nilai tersebut antara lain:
1. Nasionalisme
Wawasan Nusantara menempatkan nasionalisme sebagai nilai yang penting dalam membangun bangsa Indonesia. Nasionalisme di sini bukan hanya sekadar cinta tanah air, tetapi juga pengakuan akan keberagaman dan pluralitas bangsa Indonesia.
2. Humanisme
Wawasan Nusantara menempatkan manusia sebagai pusat dari pembangunan nasional. Pembangunan harus dilakukan dengan memperhatikan kesejahteraan manusia dan memperkuat hak asasi manusia.
3. Internasionalisme
Wawasan Nusantara menempatkan Indonesia sebagai bagian dari dunia internasional. Indonesia harus mampu menjalin kerja sama dengan negara-negara lain dalam berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, dan budaya.
4. Ketahanan Nasional
Wawasan Nusantara menempatkan ketahanan nasional sebagai tujuan pembangunan nasional. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Aspirasi Wawasan Nusantara dalam Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika menjadi lambang dari keberagaman bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam semangat persatuan dan kesatuan. Dalam Bhinneka Tunggal Ika terkandung aspirasi Wawasan Nusantara sebagai berikut:
1. Persatuan dalam Keragaman
Aspirasi Wawasan Nusantara dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah menghargai keragaman bangsa Indonesia dan menjadikannya sebagai kekuatan untuk memajukan bangsa. Dalam Bhinneka Tunggal Ika, setiap suku, agama, dan budaya diakui dan dihargai.
2. Pencapaian Tujuan Bersama
Aspirasi Wawasan Nusantara dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah mencapai tujuan bersama sebagai bangsa Indonesia. Meskipun terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, bangsa Indonesia harus tetap bersatu dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
3. Menghormati Perbedaan
Aspirasi Wawasan Nusantara dalam Bhinneka Tunggal Ika adalah menghormati perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Setiap individu memiliki hak untuk berbeda dan memiliki kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, asalkan tidak merugikan orang lain.
Kesimpulan
Wawasan Nusantara dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan dua konsep yang saling terkait dan menjadi dasar bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan. Wawasan Nusantara mengedepankan persatuan dan kesatuan dalam keragaman, sedangkan Bhinneka Tunggal Ika menunjukkan bahwa keberagaman adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Melalui konsep-konsep ini, bangsa Indonesia diharapkan mampu membangun kekuatan dari keberagaman dan mencapai tujuan bersama sebagai bangsa yang maju dan sejahtera.