Kebijakan Politik Etis: Balas Budi Belanda kepada Indonesia

Kebijakan Politik Etis: Balas Budi Belanda kepada Indonesia

Posted on
Kebijakan Politik Etis: Balas Budi Belanda kepada Indonesia

 

Politik etis adalah sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1901 sebagai bentuk balas budi kepada rakyat Indonesia yang telah menderita akibat sistem tanam paksa. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Hindia Belanda dengan tiga program utama, yaitu irigasi, edukasi, dan emigrasi.

Daftar Isi

Latar Belakang Politik Etis

Politik etis merupakan hasil dari pemikiran progresif beberapa tokoh Belanda yang peduli terhadap kondisi rakyat Indonesia. Salah satu tokoh yang berperan penting dalam mendorong politik etis adalah C. Th. van Deventer, seorang pengacara dan jurnalis yang menulis artikel berjudul “Een Eereschuld” (Hutang Budi) di majalah De Gids pada tahun 1899. Dalam artikelnya, van Deventer menyatakan bahwa pemerintah Belanda memiliki kewajiban moral untuk menyejahterakan rakyat Indonesia yang telah memberikan keuntungan besar bagi Belanda melalui sistem tanam paksa.

Sistem tanam paksa atau cultuurstelsel adalah sebuah kebijakan yang diterapkan oleh Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch pada tahun 1830. Kebijakan ini mengharuskan rakyat Indonesia menyerahkan sebagian tanahnya untuk menanam komoditas ekspor seperti kopi, tebu, tembakau, dan lainnya untuk kepentingan Belanda. Akibatnya, rakyat Indonesia mengalami penindasan, kemiskinan, kelaparan, dan penyakit.

Baca Juga:  Jelaskan Bagan Struktur Gerakan Pramuka dari Tingkat Ranting Sampai Nasional

Isi Politik Etis

Politik etis resmi diberlakukan pada tanggal 17 September 1901 oleh Ratu Wilhelmina dari Belanda dalam pidato tahtanya. Politik etis memiliki tiga program utama, yaitu:

Dampak Politik Etis

Politik etis memberikan dampak positif dan negatif bagi rakyat Indonesia. Dampak positifnya antara lain:

Dampak negatifnya antara lain:

Kesimpulan

Politik etis adalah kebijakan balas budi yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1901 sebagai bentuk pengganti kerugian rakyat Indonesia akibat sistem tanam paksa. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Hindia Belanda dengan tiga program utama, yaitu irigasi, edukasi, dan emigrasi. Politik etis memberikan dampak positif dan negatif bagi rakyat Indonesia, baik dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun politik.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *