Jelaskan Sejarah Berdirinya Pramuka Indonesia

Jelaskan Sejarah Berdirinya Pramuka Indonesia

Posted on

Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana, yang berarti rakyat muda yang suka berkarya. Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan di Indonesia. Pramuka memiliki tujuan untuk membentuk karakter bangsa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, dan berwawasan global.

Sejarah berdirinya pramuka Indonesia tidak terlepas dari sejarah gerakan kepanduan di dunia dan di Indonesia. Gerakan kepanduan di dunia dimulai oleh Lord Robert Baden-Powell, seorang perwira militer Inggris yang menulis buku Scouting for Boys pada tahun 1908. Buku ini menginspirasi banyak pemuda di seluruh dunia untuk membentuk kelompok-kelompok kecil yang melakukan kegiatan-kegiatan petualangan, keterampilan, dan pelayanan.

Gerakan kepanduan di Indonesia dimulai pada tahun 1912. Hal tersebut bermula dari organisasi Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) yang kemudian berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padviders Vereeniging (NIPV) pada tahun 1916. Organisasi ini didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk anak-anak Belanda yang tinggal di Hindia Belanda.

Namun, gerakan kepanduan tidak hanya diminati oleh anak-anak Belanda, tetapi juga oleh anak-anak pribumi. Beberapa tokoh nasional seperti Mangkunegara VII, KH Agus Salim, dan Ki Hajar Dewantara mendirikan organisasi kepanduan sendiri yang bersifat nasionalis dan anti-kolonial. Beberapa organisasi kepanduan pribumi yang terkenal antara lain adalah Javaansche Padvinder Organisatie (JPO), Hizbul Wathon (HW), Jong Java Padvinderij (JJP), dan Nationale Padvinders.

Baca Juga:  Peran Guru sebagai Fasilitator dan Pembimbing dalam Pembelajaran Kontekstual

Pada tahun 1928, terbentuklah Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) sebagai wadah kerjasama antara organisasi-organisasi kepanduan pribumi. PAPI kemudian berganti nama menjadi Persatuan Pandu Indonesia (PPI) pada tahun 1930. PPI memiliki semboyan “Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan” yang berarti “Kesetiaanku Kupersembahkan Kebaktianku Kupersembahkan”.

Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945), gerakan kepanduan dilarang oleh pemerintah militer Jepang. Namun, para anggota kepanduan tetap melakukan kegiatan-kegiatan secara diam-diam dan terlibat dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tahun 1945, gerakan kepanduan kembali berkembang dengan berbagai nama dan warna seragam.

Untuk menyatukan gerakan kepanduan di Indonesia, Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Pembentukan Panitia Nasional Pembina Gerakan Pramuka. Panitia ini dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan bertugas untuk merumuskan dasar-dasar kepramukaan Indonesia.

Pada tanggal 14 Agustus 1961, Panitia Nasional Pembina Gerakan Pramuka mengadakan rapat pleno yang menetapkan nama Gerakan Pramuka sebagai nama tunggal organisasi pendidikan kepanduan di Indonesia. Nama ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 20 Mei 1962 dalam upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Istana Negara.

Sejak saat itu, Gerakan Pramuka menjadi organisasi pendidikan nonformal yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia. Gerakan Pramuka memiliki lambang berupa bunga teratai dengan lima helai daun yang melambangkan Pancasila. Gerakan Pramuka juga memiliki kode kehormatan berupa Dasa Dharma dan Tri Satya yang mengandung nilai-nilai moral dan spiritual.

Baca Juga:  Bagaimana Peran Masyarakat dalam Menjaga Kedaulatan NKRI

Gerakan Pramuka terus berkembang dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa Indonesia. Gerakan Pramuka juga aktif dalam kerjasama internasional dengan organisasi-organisasi kepanduan lain di dunia. Gerakan Pramuka memiliki motto “Satyaku Kudarmakan Darmaku Kubaktikan” yang berarti “Kesetiaanku Kupersembahkan Kebaktianku Kupersembahkan”.

Demikianlah penjelasan singkat tentang sejarah berdirinya pramuka Indonesia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang gerakan kepanduan di Indonesia.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *