Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional. Integrasi nasional sangat penting bagi bangsa Indonesia yang memiliki keragaman suku, agama, budaya, ras, dan golongan. Dengan integrasi nasional, bangsa Indonesia dapat bersatu dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu.
Namun, tahukah Anda bahwa integrasi nasional dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu secara politis dan antropologis? Apa perbedaan antara keduanya? Simak penjelasan berikut ini.
Integrasi Nasional Secara Politis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Secara sederhana, integrasi nasional secara politis lebih menekankan pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial yang berbeda. Dari proses ini muncul identitas nasional dari suatu wilayah.
Sebagai contoh, Indonesia terdiri atas berbagai kelompok budaya, agama, suku, ras, dan golongan. Berbagai kelompok tersebut kemudian menyatu membentuk identitas nasional, yakni bangsa Indonesia. Proses penyatuan nasional di Indonesia dilakukan melalui kepemimpinan atas dasar pilihan rakyat. Salah satu bentuk integrasi nasional secara politis adalah penyelenggaraan pemilu yang demokratis dan berkeadilan.
Integrasi Nasional Secara Antropologis
Menurut KBBI, integrasi nasional secara antropologis berarti penyesuaian di antara berbagai unsur kebudayaan yang berbeda, sehingga mencapai keserasian fungsi dalam masyarakat. Secara sederhana, integrasi nasional secara antropologis lebih menitikberatkan pada penyatuan berbagai unsur kebudayaan, supaya kehidupan masyarakat lebih serasi, harmonis, dan tenteram.
Contohnya, berbagai unsur kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia tidak menjadi pemecah, melainkan menyatukan dan membuat masyarakatnya hidup berdampingan. Dibuktikan dengan sikap saling menghargai dan menghormati antarmasyarakat. Salah satu bentuk integrasi nasional secara antropologis adalah pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat.
Kesimpulan
Perbedaan antara integrasi nasional secara politis dan secara antropologis terletak pada ruang lingkupnya. Jika secara antropologis hanya melalui faktor budaya sehingga ruang lingkupnya terbatas dan sulit untuk menyebar luas ke daerah dengan budaya yang berbeda. Sedangkan integrasi nasional secara politis, proses penyatuannya menyeluruh.
Integrasi nasional secara politis dan antropologis sama-sama penting untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. Keduanya saling melengkapi dan mendukung dalam menciptakan masyarakat yang damai, sejahtera, dan beradab.