Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak kerajaan besar pada masa lalu. Dua di antaranya adalah Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit yang berdiri pada masa Hindu-Buddha. Kedua kerajaan ini memiliki peran penting dalam proses integrasi antar pulau di Nusantara. Apa saja peran mereka? Mari kita simak penjelasannya.
Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang berpusat di Sumatera. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-7 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-10 Masehi. Wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar wilayah Indonesia saat ini, serta sebagian wilayah Thailand dan Kamboja.
Peran Sriwijaya dalam proses integrasi antar pulau adalah sebagai berikut:
- Sriwijaya menguasai jalur perdagangan internasional di Selat Malaka dan Selat Sunda. Hal ini membuat Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara. Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang dengan India, Cina, Arab, dan Persia.
- Sriwijaya menyebarkan agama Buddha ke berbagai daerah di Nusantara. Sriwijaya juga menjadi pusat pendidikan agama Buddha yang terkenal di dunia. Banyak biksu dan pelajar dari berbagai negara yang datang ke Sriwijaya untuk mempelajari agama Buddha. Salah satunya adalah I-Tsing, seorang biksu dari Cina yang tinggal di Sriwijaya selama 20 tahun.
- Sriwijaya membangun berbagai candi dan monumen sebagai peninggalan budaya dan sejarah. Beberapa contohnya adalah Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, Candi Biaro Bahal, dan Prasasti Ligor.
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan agraris yang berpusat di Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-13 Masehi dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 Masehi. Wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh wilayah Indonesia saat ini, kecuali Sunda, dan sebagian wilayah Semenanjung Malaya.
Peran Majapahit dalam proses integrasi antar pulau adalah sebagai berikut:
- Majapahit mengembangkan sistem pemerintahan yang terpusat dan efektif. Majapahit memiliki raja yang berkuasa absolut, yaitu Raja Hayam Wuruk. Majapahit juga memiliki perdana menteri yang cakap, yaitu Gajah Mada. Majapahit juga memiliki birokrasi yang terdiri dari pejabat-pejabat sipil dan militer yang bertanggung jawab atas urusan administrasi, keuangan, hukum, dan pertahanan.
- Majapahit melakukan ekspansi militer ke berbagai daerah di Nusantara. Majapahit berhasil menaklukkan banyak kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Nusantara dengan menggunakan angkatan laut dan darat yang kuat. Majapahit juga mengirimkan utusan-utusan ke berbagai daerah untuk mengawasi dan mengumpulkan upeti. Salah satu sumber sejarah yang mencatat wilayah-wilayah kekuasaan Majapahit adalah Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
- Majapahit mengembangkan budaya dan seni yang beragam dan kaya. Majapahit menganut agama Hindu, tetapi juga toleran terhadap agama-agama lain seperti Buddha, Islam, dan animisme. Majapahit juga membangun banyak candi dan monumen sebagai peninggalan budaya dan sejarah. Beberapa contohnya adalah Candi Penataran, Candi Panataran, Candi Trowulan, dan Candi Simping.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran Sriwijaya dan Majapahit dalam proses integrasi antar pulau pada masa Hindu-Buddha adalah sebagai berikut:
- Sriwijaya dan Majapahit merupakan kerajaan besar yang memiliki kekuatan politik, ekonomi, militer, dan budaya di Nusantara.
- Sriwijaya dan Majapahit menguasai berbagai wilayah di Nusantara dengan cara yang berbeda. Sriwijaya menguasai wilayah perairan dan pesisir dengan menggunakan kekuatan maritim, sedangkan Majapahit menguasai wilayah pedalaman dengan menggunakan kekuatan agraris.
- Sriwijaya dan Majapahit menyebarkan pengaruh agama, budaya, dan seni ke berbagai daerah di Nusantara. Sriwijaya lebih banyak menyebarkan agama Buddha, sedangkan Majapahit lebih banyak menyebarkan agama Hindu.