Investasi internasional adalah kegiatan menanamkan modal di luar negeri untuk mendapatkan keuntungan. Investasi internasional dapat berupa investasi langsung, yaitu membeli saham atau aset perusahaan di negara lain, atau investasi tidak langsung, yaitu membeli surat berharga atau instrumen keuangan yang diterbitkan oleh negara atau lembaga internasional.
Investor melakukan investasi internasional karena beberapa alasan, antara lain:
- Kondisi perekonomian. Investor dapat mencari peluang di pasar internasional yang memiliki prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, stabilitas makroekonomi yang lebih tinggi, dan iklim usaha yang lebih kondusif daripada pasar domestik. Investasi internasional dapat membantu investor mengurangi risiko yang terkait dengan fluktuasi ekonomi di negara sendiri.
- Harapan terhadap kurs valas. Investor dapat memanfaatkan perbedaan nilai tukar mata uang antar negara untuk mendapatkan keuntungan. Investor dapat membeli surat berharga atau aset dalam mata uang yang diharapkan menguat terhadap mata uang sendiri, atau menjual surat berharga atau aset dalam mata uang yang diharapkan melemah terhadap mata uang sendiri. Investasi internasional dapat membantu investor melindungi nilai portofolio mereka dari risiko nilai tukar.
- Diversifikasi internasional. Investor dapat menyebar risiko investasi mereka dengan memiliki portofolio yang terdiri dari berbagai jenis instrumen keuangan dari berbagai negara. Dengan demikian, investor dapat mengurangi dampak dari peristiwa negatif yang terjadi di salah satu negara atau pasar terhadap kinerja portofolio mereka secara keseluruhan. Investasi internasional dapat membantu investor meningkatkan return potensial mereka dengan mengambil keuntungan dari peluang yang ada di pasar-pasar yang berbeda.
Investasi internasional memiliki manfaat bagi investor, namun juga memiliki tantangan dan risiko yang harus diperhatikan, antara lain:
- Biaya transaksi. Investor harus memperhitungkan biaya-biaya yang timbul akibat melakukan investasi internasional, seperti biaya komisi, biaya transfer, biaya konversi mata uang, biaya pajak, dan biaya administrasi. Biaya-biaya ini dapat mengurangi keuntungan investasi internasional.
- Hambatan perdagangan. Investor harus memperhatikan hambatan-hambatan perdagangan yang mungkin diberlakukan oleh negara-negara tempat mereka melakukan investasi internasional, seperti tarif, kuota, subsidi, bea masuk, dan regulasi non-tarif. Hambatan-hambatan ini dapat mempengaruhi ketersediaan dan harga surat berharga atau aset yang ingin dibeli atau dijual oleh investor.
- Risiko politik. Investor harus memperhatikan risiko politik yang mungkin timbul akibat perubahan kebijakan pemerintah, ketidakstabilan politik, konflik sosial, atau perang di negara-negara tempat mereka melakukan investasi internasional. Risiko politik dapat menyebabkan kerugian bagi investor akibat penyitaan aset, pembatasan aliran modal, pengenaan pajak tambahan, atau penurunan nilai tukar mata uang.
Oleh karena itu, investor harus melakukan analisis dan penilaian yang cermat sebelum melakukan investasi internasional. Investor harus mempertimbangkan tujuan dan profil risiko mereka, serta karakteristik dan kondisi pasar internasional yang ingin mereka masuki. Investor juga harus memonitor perkembangan ekonomi, politik, dan sosial di negara-negara tempat mereka melakukan investasi internasional, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengelola risiko dan memaksimalkan keuntungan investasi internasional mereka.