Jelaskan Faktor-Faktor yang Meningkatkan Laktasi Produksi Sekresi dan Pengeluaran ASI

Jelaskan Faktor-Faktor yang Meningkatkan Laktasi Produksi Sekresi dan Pengeluaran ASI

Posted on

Laktasi adalah proses pembentukan, sekresi, dan pengeluaran air susu ibu (ASI) yang terjadi di dalam payudara. Laktasi sangat penting untuk memberikan nutrisi dan perlindungan bagi bayi yang baru lahir. Namun, tidak semua ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan laktasi.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan laktasi adalah sebagai berikut:

  • Hormon. Hormon-hormon tertentu berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan payudara selama kehamilan, serta memicu dan mempertahankan produksi dan sekresi ASI setelah melahirkan. Hormon-hormon tersebut antara lain adalah esterogen, progesteron, human placental lactogen (HPL), prolaktin, dan oksitosin. Esterogen dan progesteron berfungsi untuk mempersiapkan payudara dengan merangsang pembentukan saluran-saluran (duktus) dan kantung-kantung (alveolus) kelenjar susu. HPL berfungsi untuk mendukung pertumbuhan payudara dan puting susu. Prolaktin berfungsi untuk menstimulasi produksi ASI di dalam alveolus. Oksitosin berfungsi untuk menstimulasi sekresi dan pengeluaran ASI dari alveolus ke duktus.
  • Makanan. Makanan yang dikonsumsi oleh ibu menyusui juga mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui perlu mengonsumsi makanan yang seimbang, bergizi, dan teratur agar dapat memenuhi kebutuhan energi, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air yang diperlukan untuk membentuk ASI. Makanan yang baik untuk ibu menyusui antara lain adalah sayur-sayuran hijau, buah-buahan segar, ikan, telur, daging tanpa lemak, susu rendah lemak, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan air putih. Makanan yang perlu dihindari atau dibatasi oleh ibu menyusui antara lain adalah makanan pedas, asam, berlemak, berminyak, berpengawet, beralkohol, mengandung kafein atau nikotin.
  • Ketenangan jiwa dan pikiran. Kondisi psikologis ibu menyusui juga sangat berpengaruh terhadap laktasi. Ibu menyusui perlu memiliki sikap positif, percaya diri, bahagia, rileks, dan nyaman saat menyusui bayinya. Hal ini akan membantu pelepasan hormon oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI. Sebaliknya, jika ibu menyusui mengalami stres, cemas, sedih, marah, atau tegang saat menyusui bayinya, hal ini akan menghambat pelepasan hormon oksitosin dan menurunkan volume ASI. Oleh karena itu, ibu menyusui perlu mendapatkan dukungan dari suami, keluarga, teman-teman, atau tenaga kesehatan agar dapat menyusui bayinya dengan tenang dan nyaman.
  • Penggunaan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi adalah alat atau metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Beberapa alat kontrasepsi dapat mempengaruhi produksi ASI karena mengandung hormon-hormon tertentu yang dapat mengganggu keseimbangan hormon laktasi. Alat kontrasepsi yang dapat menurunkan produksi ASI antara lain adalah pil KB kombinasi (mengandung esterogen dan progesteron), suntik KB 1 bulanan (mengandung esterogen), implan KB (mengandung progesteron), dan cincin vagina (mengandung esterogen). Alat kontrasepsi yang aman digunakan oleh ibu menyusui tanpa mengurangi produksi ASI antara lain adalah pil KB progestin-only (mengandung progesteron saja), suntik KB 3 bulanan (mengandung progesteron saja), IUD (spiral), kondom pria atau wanita.
  • Pola istirahat. Pola istirahat ibu menyusui juga mempengaruhi laktasi. Ibu menyusui perlu mendapatkan istirahat yang cukup agar tubuhnya dapat pulih dari proses melahirkan dan dapat menghasilkan ASI dengan optimal. Ibu menyusui disarankan untuk tidur bersama bayinya agar dapat memberikan ASI sesuai dengan permintaan bayinya (menyusu on demand)
  • Umur kehamilan saat melahirkan. Umur kehamilan dan berat lahir bayi juga mempengaruhi laktasi. Bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 37 minggu) biasanya memiliki kemampuan menghisap yang lemah dan tidak efektif sehingga dapat mengurangi rangsangan pada payudara ibu dan menurunkan produksi ASI . Bayi yang lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2500 gram) juga membutuhkan ASI yang lebih banyak untuk tumbuh dan berkembang . Oleh karena itu, ibu yang melahirkan bayi prematur atau berat badan rendah perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan dari tenaga kesehatan untuk memberikan ASI secara optimal .
  • Frekuensi dan durasi menyusui. Frekuensi dan durasi menyusui juga sangat berpengaruh terhadap laktasi. Semakin sering dan semakin lama ibu menyusui bayinya, semakin banyak ASI yang dihasilkan . Hal ini karena rangsangan yang diberikan oleh bayi pada payudara ibu akan merangsang pelepasan hormon prolaktin dan oksitosin yang berperan dalam produksi dan sekresi ASI . Ibu menyusui disarankan untuk memberikan ASI sesuai dengan permintaan bayinya (menyusu on demand), tanpa membatasi frekuensi dan durasi menyusui . Ibu menyusui juga disarankan untuk memberikan ASI secara eksklusif (tanpa tambahan makanan atau minuman lain) selama 6 bulan pertama kehidupan bayinya .
Baca Juga:  Jelaskan Apa Itu Kearifan Lokal dalam Pendidikan

Demikianlah faktor-faktor yang dapat meningkatkan laktasi produksi sekresi dan pengeluaran ASI. Dengan mengetahui dan menerapkan faktor-faktor tersebut, diharapkan ibu menyusui dapat memberikan ASI yang cukup dan berkualitas bagi bayinya.

Pos Terkait: