Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga hubungan manusia dengan sesama manusia. Islam memiliki pandangan dan ajaran tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang politik. Politik dalam Islam adalah seni dan ilmu mengatur urusan umat secara adil dan bijaksana sesuai dengan syariat Allah.
Pengaruh Islam terhadap bidang politik dapat dilihat dari beberapa hal berikut:
Konsep Kepemimpinan sebagai Khalifah
Sebelum masuknya Islam, masyarakat Nusantara menganut sistem dinasti yang berdasarkan garis keturunan raja. Raja dianggap sebagai titisan dewa di bumi yang memiliki kuasa absolut dan tak terbatas. Raja dibuatkan candi, arca, atau prasasti yang menyerupai dewa.
Masuknya Islam mengubah konsep ini, karena dalam Islam tidak ada makhluk yang dapat menyerupai Tuhan. Raja atau pemimpin dalam Islam adalah khalifah, yaitu wakil Tuhan yang memerintah di bumi dengan tanggung jawab dan amanah. Khalifah harus menjalankan perintah dan larangan Allah, serta melindungi hak-hak rakyatnya.
Penyebaran Islam oleh Raja
Para ulama yang menyebarkan Islam di Nusantara memiliki strategi jitu dalam menjalankan dakwahnya. Mereka melakukan pendekatan secara politis terhadap raja-raja di Nusantara agar memeluk Islam. Mereka menunjukkan peran pedagang Islam dalam memajukan perekonomian, menawarkan pernikahan antara putri raja dengan pedagang atau ulama Islam, atau memberikan hadiah berupa barang-barang mewah dari Timur Tengah.
Setelah raja memeluk Islam, maka ia akan menjadi agen penyebaran Islam bagi rakyatnya. Raja akan mengganti gelar menjadi sultan, mengubah sistem pemerintahan menjadi kesultanan, serta menerapkan hukum dan nilai-nilai Islam dalam kebijakan-kebijakannya.
Peran NU dalam Politik
Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1926 oleh KH Hasyim Asy’ari. NU memiliki peran penting dalam bidang politik, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan Indonesia.
Sebelum kemerdekaan, NU berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang dengan cara bersikap kooperatif terhadap pemerintah kolonial, tetapi tetap menjaga identitas dan kepentingan umat Islam. NU juga ikut mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Sesudah kemerdekaan, NU terlibat dalam pembentukan negara Indonesia dengan mengirimkan wakil-wakilnya dalam Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). NU juga membentuk partai politik sendiri yang bernama Partai Nahdlatul Ulama (PNU) pada tahun 1952.
NU selalu berusaha menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dengan mengedepankan sikap toleransi dan moderasi dalam berpolitik. NU juga aktif dalam menyuarakan aspirasi dan kepentingan umat Islam, khususnya warga Nahdliyin.
Itulah penjelasan singkat tentang pengaruh Islam terhadap bidang politik. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mengetahui lebih banyak tentang sejarah dan peran Islam di Indonesia.