Islam adalah agama yang universal, luwes, praktis, dan mengajarkan keseimbangan dunia-akhirat. Islam tidak hanya berlaku bagi seluruh manusia di semua tempat dan segala zaman, tetapi juga meliputi semua aspek kehidupan umat manusia dan mengandung ajaran-ajaran dasar yang berlaku untuk semua tempat dan semua zaman. Islam juga memiliki sumber-sumber hukum yang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul seiring dengan perkembangan zaman.
Islam dipandang memiliki karakter fleksibilitas dalam berinteraksi dengan perkembangan zaman karena Islam mengakui adanya perbedaan kondisi, situasi, dan kepentingan yang memerlukan penyesuaian hukum. Islam juga memberikan ruang bagi para ulama dan mujtahid untuk melakukan ijtihad, yaitu usaha penemuan hukum Islam dari sumber-sumbernya dengan menggunakan metode tertentu. Ijtihad merupakan pintu terbuka bagi pembaharuan pemikiran Islam yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia telah dimulai sejak masa kolonialisme Belanda hingga masa kemerdekaan. Pembaharuan ini dilakukan oleh para tokoh dan organisasi Islam yang memiliki latar belakang dan orientasi yang berbeda-beda. Secara garis besar, mereka dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
- Modernis, yaitu para tokoh dan organisasi yang berusaha mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan ide-ide Barat yang dianggap sesuai dengan Islam. Mereka mengkritik tradisi keagamaan yang dianggap kolot, taqlid, dan bid’ah. Mereka juga menekankan pentingnya pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kemajuan materi. Contoh tokoh dan organisasi kelompok ini adalah Muhammad Abduh, Ahmad Dahlan, H.O.S. Tjokroaminoto, Sarekat Islam, Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan Persis.
- Tradisionalis, yaitu para tokoh dan organisasi yang berpegang teguh pada tradisi keagamaan yang telah ada sebelumnya. Mereka menolak ide-ide Barat yang dianggap bertentangan dengan Islam. Mereka juga menghormati otoritas ulama, kitab kuning, dan madzhab. Mereka lebih menekankan pentingnya akhlak, ibadah, dan kehidupan akhirat. Contoh tokoh dan organisasi kelompok ini adalah Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, Hasyim Asy’ari, Wahid Hasyim, Nahdlatul Ulama, Al-Irsyad, dan Mathla’ul Anwar.
- Radikal-puritan, yaitu para tokoh dan organisasi yang berusaha kembali kepada al-Quran dan al-Hadits sebagai sumber utama hukum Islam. Mereka menolak segala bentuk penafsiran yang dianggap menyimpang dari pemahaman salafus shalih. Mereka juga menentang segala bentuk kemungkaran dan kemaksiatan yang terjadi di masyarakat. Mereka lebih menekankan pentingnya jihad, dakwah, dan khilafah. Contoh tokoh dan organisasi kelompok ini adalah Muhammad Natsir, Hamka, Masyumi, Darul Islam, NII, Ikhwanul Muslimin Indonesia, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Persatuan Tarbiyah Islamiyah, dan Lembaga Dakwah Kampus.
Pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia telah memberikan pengaruh yang signifikan di bidang pendidikan, sosial, dan politik. Di bidang pendidikan, pembaharuan ini telah melahirkan berbagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki visi, misi, dan kurikulum yang berbeda-beda. Beberapa lembaga pendidikan Islam ini antara lain adalah:
- Sekolah-sekolah Muhammadiyah, yang menggabungkan pendidikan agama dan umum dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Sekolah-sekolah ini juga mengajarkan ilmu-ilmu modern seperti matematika, fisika, kimia, biologi, dan sebagainya.
- Pesantren-pesantren Nahdlatul Ulama, yang mengajarkan ilmu-ilmu agama dengan menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar. Pesantren-pesantren ini juga mengajarkan kitab-kitab kuning yang berisi ilmu-ilmu klasik seperti tafsir, hadits, fiqih, tauhid, dan tasawuf.
- Sekolah-sekolah Persatuan Islam, yang mengajarkan ilmu-ilmu agama dan umum dengan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Sekolah-sekolah ini juga mengajarkan ilmu-ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, dan politik.
- Sekolah-sekolah Al-Irsyad, yang mengajarkan ilmu-ilmu agama dan umum dengan menggunakan bahasa Arab dan Belanda sebagai bahasa pengantar. Sekolah-sekolah ini juga mengajarkan ilmu-ilmu keduniaan seperti ilmu kedokteran, teknik, pertanian, dan perdagangan.
Di bidang sosial, pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia telah melahirkan berbagai gerakan sosial yang memiliki tujuan, strategi, dan metode yang berbeda-beda. Beberapa gerakan sosial Islam ini antara lain adalah:
- Gerakan sosial Muhammadiyah, yang berusaha meningkatkan kesejahteraan umat Islam melalui berbagai kegiatan sosial seperti pembangunan rumah sakit, panti asuhan, panti jompo, dan sebagainya.
- Gerakan sosial Nahdlatul Ulama, yang berusaha menjaga tradisi keagamaan umat Islam melalui berbagai kegiatan sosial seperti pengajian, majelis taklim, tahlilan, haul, dan sebagainya.
- Gerakan sosial Persatuan Islam, yang berusaha memperjuangkan hak-hak umat Islam melalui berbagai kegiatan sosial seperti demonstrasi, mogok kerja, boikot barang-barang Belanda, dan sebagainya.
- Gerakan sosial Al-Irsyad, yang berusaha membina akhlak umat Islam melalui berbagai kegiatan sosial seperti dakwah, khotbah, tabligh akbar, dan sebagainya.
Di bidang politik, pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia telah melahirkan berbagai partai politik yang memiliki ideologi, program, dan basis massa yang berbeda-beda. Beberapa partai politik Islam ini antara lain adalah:
- Partai Sarekat Islam, yang merupakan partai politik pertama di Indonesia yang berbasis Islam. Partai ini berusaha memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda dengan menggunakan metode perlawanan bersenjata dan diplomasi.
- Partai Masyumi, yang merupakan partai politik terbesar di Indonesia pada masa demokrasi liberal. Partai ini berusaha mewujudkan negara Islam di Indonesia dengan menggunakan metode konstitusional dan parlementer.
- Partai Nahdlatul Ulama, yang merupakan partai politik yang berasal dari organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Partai ini berusaha mendorong pembangunan nasional di Indonesia dengan menggunakan metode kooperatif dan moderat.
- Partai Persatuan Pembangunan, yang merupakan partai politik yang berasal dari gabungan beberapa partai politik Islam pada masa orde baru. Partai ini berusaha mengawal aspirasi umat Islam di Indonesia dengan menggunakan metode kritis dan konstruktif.