Salah satu faktor yang mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan samudera dan kolonialisasi di berbagai wilayah dunia adalah gospel. Gospel adalah istilah yang berarti tugas suci untuk menyebarkan agama Kristen. Gospel merupakan salah satu bagian dari semboyan 3G yang menjadi motivasi bagi bangsa Eropa, yaitu gold, glory, dan gospel.
Gold berarti memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas, perak, rempah-rempah, dan bahan-bahan lain yang sangat berharga. Glory berarti memburu kejayaan, superioritas, dan kekuasaan dengan menaklukkan dan menguasai wilayah-wilayah baru. Gospel berarti menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama Kristen ke bangsa-bangsa lain yang belum mengenalnya.
Bangsa Eropa, terutama Portugis dan Spanyol, merasa memiliki kewajiban moral untuk mengajarkan agama Kristen kepada bangsa-bangsa yang dianggap kafir atau pagan. Mereka juga merasa memiliki hak untuk mengklaim wilayah-wilayah yang belum dikuasai oleh bangsa Kristen lainnya sebagai milik mereka. Misi suci ini dianggap sebagai kelanjutan dari Perang Salib yang pernah terjadi antara bangsa Kristen dan Muslim.
Salah satu contoh dari gospel dalam imperialisme kuno adalah kedatangan Portugis dan Spanyol ke Indonesia pada abad ke-16 Masehi. Selain mencari rempah-rempah yang sangat diminati di Eropa, mereka juga berusaha untuk mengkristenkan penduduk lokal dengan cara membangun gereja-gereja, mendirikan sekolah-sekolah, dan mengirimkan misionaris-misionaris. Namun, upaya mereka tidak begitu berhasil karena banyak penduduk lokal yang tetap mempertahankan agama dan budaya mereka.
Gospel adalah salah satu tujuan dari imperialisme kuno yang dikenal dengan semboyan 3G. Gospel menunjukkan bahwa bangsa Eropa tidak hanya ingin mendapatkan kekayaan dan kekuasaan, tetapi juga ingin menyebarkan pengaruh agama dan budaya mereka ke seluruh dunia. Gospel juga menimbulkan dampak positif dan negatif bagi bangsa-bangsa yang dikolonisasi oleh bangsa Eropa.
Dampak positifnya adalah adanya pertukaran pengetahuan, teknologi, seni, dan bahasa antara bangsa Eropa dan bangsa-bangsa lain. Dampak negatifnya adalah adanya penindasan, diskriminasi, perbudakan, perang, dan pemusnahan terhadap bangsa-bangsa yang dianggap rendah atau berbeda oleh bangsa Eropa.