Faktor Intern Munculnya Pergerakan Nasional di Indonesia

Faktor Intern Munculnya Pergerakan Nasional di Indonesia

Posted on

Pergerakan nasional di Indonesia adalah gerakan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan kolonial. Pergerakan nasional ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Namun, faktor intern atau faktor yang berasal dari dalam negeri lebih menentukan timbulnya pergerakan nasional daripada faktor eksternal. Faktor intern ini meliputi:

Adanya tekanan dan penderitaan yang berkepanjangan

Rakyat Indonesia mengalami berbagai bentuk penindasan dan eksploitasi oleh penjajah Belanda dan Jepang. Mereka harus membayar pajak yang tinggi, bekerja paksa, menyerahkan hasil bumi, dan menghadapi diskriminasi rasial. Kondisi ini menimbulkan rasa tidak puas dan kesengsaraan yang mendalam di kalangan rakyat Indonesia. Mereka merasa tidak memiliki hak dan martabat sebagai manusia. Oleh karena itu, mereka bangkit melawan penjajah dengan berbagai cara, mulai dari perlawanan fisik hingga perlawanan intelektual.

Adanya kenangan kejayaan masa lalu

Bangsa Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan gemilang sebelum datangnya penjajah. Mereka pernah memiliki kerajaan-kerajaan besar yang berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, seperti Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Mereka juga memiliki budaya dan peradaban yang tinggi, seperti seni, sastra, arsitektur, dan ilmu pengetahuan. Kenangan akan kejayaan masa lalu ini menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi bangsa Indonesia untuk mengembalikan kehormatan dan kedaulatan mereka.

Baca Juga:  Mengapa Karya Seni Rupa Setiap Daerah di Indonesia Memiliki Ciri Khasnya Masing-Masing?

Lahirnya kaum intelektual atau terpelajar

Salah satu dampak dari politik etis yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda adalah munculnya kaum intelektual atau terpelajar di kalangan bangsa Indonesia. Kaum ini terdiri dari orang-orang yang mendapatkan pendidikan formal maupun informal di sekolah-sekolah atau organisasi-organisasi modern. Kaum intelektual ini memiliki wawasan yang luas dan kritis terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia. Mereka juga memiliki semangat nasionalisme yang tinggi dan menjadi pemimpin-pemimpin pergerakan nasional. Beberapa contoh tokoh intelektual ini adalah Ki Hajar Dewantara, Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, Soekarno, Mohammad Hatta, Tan Malaka, dll.

Adanya diskriminasi rasial

Penjajah Belanda dan Jepang menerapkan sistem diskriminasi rasial terhadap bangsa Indonesia. Mereka membeda-bedakan perlakuan dan hak-hak antara orang Eropa, orang Timur Asing (Cina, Arab, India), dan orang pribumi (Indonesia). Orang Eropa mendapatkan posisi dan fasilitas yang paling baik, sedangkan orang pribumi mendapatkan posisi dan fasilitas yang paling buruk. Diskriminasi rasial ini menimbulkan rasa tidak adil dan tersingkir di kalangan bangsa Indonesia. Mereka merasa tidak dihargai dan dihormati sebagai manusia seutuhnya. Oleh karena itu, mereka menuntut kesetaraan dan keadilan dari penjajah.

Itulah beberapa faktor intern yang melatarbelakangi munculnya pergerakan nasional di Indonesia. Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia memiliki potensi dan kemauan untuk membebaskan diri dari penjajahan kolonial. Pergerakan nasional ini kemudian berujung pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *