E-learning adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di bidang pendidikan. E-learning adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara elektronik, menggunakan media berbasis internet dan website. E-learning memungkinkan peserta didik untuk belajar kapan saja dan di mana saja, tanpa harus terbatas oleh ruang dan waktu.
E-learning merupakan dampak dari perkembangan TIK yang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. TIK telah memberikan banyak kemudahan dan manfaat dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Dengan TIK, pendidikan dapat lebih mudah diakses, lebih fleksibel, lebih interaktif, lebih efisien, dan lebih menarik.
Sejarah E-Learning
E-learning tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan perkembangan seiring dengan kemajuan TIK. Menurut Waller dan Wilson (2001), e-learning dimulai pada tahun 1970-an dengan adanya computer-based training (CBT) atau pelatihan berbasis komputer. CBT adalah metode pembelajaran yang menggunakan program komputer untuk menyajikan materi pelajaran secara mandiri.
Pada tahun 1980-an, muncul istilah distance learning atau pembelajaran jarak jauh, yang merupakan pembelajaran yang dilakukan tanpa tatap muka antara pendidik dan peserta didik. Distance learning menggunakan media seperti surat, radio, televisi, telepon, atau video untuk mengirimkan informasi dan komunikasi.
Pada tahun 1990-an, dengan berkembangnya internet dan world wide web (www), muncul istilah online learning atau pembelajaran online, yang merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan internet. Online learning memanfaatkan website sebagai platform pembelajaran, yang dapat menyediakan berbagai fitur seperti teks, gambar, audio, video, animasi, simulasi, forum diskusi, chat room, email, dan lain-lain.
Pada awal abad ke-21 ini, istilah e-learning semakin populer dan luas penggunaannya. E-learning tidak hanya meliputi online learning, tetapi juga mencakup berbagai bentuk pembelajaran elektronik lainnya, seperti mobile learning (m-learning), game-based learning (g-learning), virtual reality learning (v-learning), augmented reality learning (a-learning), dan lain-lain.
Manfaat E-Learning
E-learning memiliki banyak manfaat bagi pendidik dan peserta didik dalam dunia pendidikan. Berikut adalah beberapa manfaat e-learning:
- E-learning dapat meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi siapa saja dan di mana saja. E-learning tidak memerlukan fasilitas fisik seperti gedung sekolah atau kelas. E-learning juga dapat menjangkau daerah-daerah terpencil atau kurang berkembang yang memiliki keterbatasan sumber daya pendidikan.
- E-learning dapat meningkatkan fleksibilitas pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik. E-learning dapat disesuaikan dengan kebutuhan, minat, gaya belajar, dan kemampuan masing-masing individu. E-learning juga dapat dilakukan sesuai dengan jadwal atau waktu yang tersedia bagi pendidik dan peserta didik.
- E-learning dapat meningkatkan interaktivitas pembelajaran antara pendidik dan peserta didik maupun antara sesama peserta didik. E-learning dapat memfasilitasi komunikasi dua arah atau multi arah melalui berbagai media seperti email, forum diskusi, chat room, video conference, dan lain-lain. E-learning juga dapat memungkinkan kolaborasi dan kooperasi dalam pembelajaran.
- E-learning dapat meningkatkan efisiensi biaya pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik. E-learning dapat menghemat biaya transportasi, akomodasi, fasilitas fisik, bahan ajar cetak, dan lain-lain. E-learning juga dapat mengurangi biaya operasional dan administrasi pembelajaran.
- E-learning dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bagi pendidik dan peserta didik. E-learning dapat menyajikan materi pelajaran yang lebih lengkap, variatif, menarik, dan up to date. E-learning juga dapat memberikan umpan balik yang cepat dan akurat bagi pendidik dan peserta didik.
Kekurangan E-Learning
Meskipun memiliki banyak manfaat, e-learning juga memiliki beberapa kekurangan atau tantangan yang perlu diatasi. Berikut adalah beberapa kekurangan e-learning:
- E-learning memerlukan kesiapan teknis dari pendidik dan peserta didik. E-learning membutuhkan perangkat keras (hardware) seperti komputer atau gadget, perangkat lunak (software) seperti aplikasi atau program, dan jaringan internet yang stabil dan cepat. E-learning juga membutuhkan keterampilan teknis dari pendidik dan peserta didik untuk mengoperasikan perangkat-perangkat tersebut.
- E-learning memerlukan kesiapan psikologis dari pendidik dan peserta didik. E-learning membutuhkan motivasi yang tinggi dari pendidik dan peserta didik untuk belajar secara mandiri tanpa adanya pengawasan langsung atau tekanan sosial. E-learning juga membutuhkan disiplin yang kuat dari pendidik dan peserta didik untuk mengatur waktu belajar secara efektif.
- E-learning memerlukan kesiapan pedagogis dari pendidik. E-learning membutuhkan kemampuan dari pendidik untuk merancang materi pelajaran yang sesuai dengan karakteristik e-learning, menggunakan media yang tepat untuk menyampaikan materi pelajaran, dan memberikan bimbingan atau fasilitasi yang efektif bagi peserta didik.
- E-learning memerlukan dukungan kebijakan dari pihak-pihak terkait. E-learning membutuhkan dukungan kebijakan dari pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk mengakui e-learning sebagai salah satu bentuk pendidikan resmi, menyediakan sumber daya yang cukup untuk e-learning, dan menjamin kualitas e-learning.
Kesimpulan
E-learning merupakan dampak perkembangan teknologi informasi di bidang pendidikan. E-learning adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara elektronik, menggunakan media berbasis internet dan website. E-learning memiliki banyak manfaat bagi pendidik dan peserta didik dalam dunia pendidikan, seperti meningkatkan aksesibilitas, fleksibilitas, interaktivitas, efisiensi biaya, dan kualitas pembelajaran. Namun, e-learning juga memiliki beberapa kekurangan atau tantangan yang perlu diatasi, seperti kesiapan teknis, psikologis, pedagogis, dan dukungan kebijakan.