Dampak HIV pada Sistem Kekebalan Tubuh dan Risiko Kematian Akibat Flu

Dampak HIV pada Sistem Kekebalan Tubuh dan Risiko Kematian Akibat Flu

Posted on

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah jenis sel darah putih yang berperan penting dalam melindungi tubuh dari berbagai infeksi dan penyakit. Bila jumlah sel CD4 menurun drastis, maka sistem kekebalan tubuh akan melemah dan tidak dapat bekerja secara optimal.

Seseorang yang terinfeksi HIV akan mengalami penurunan jumlah sel CD4 secara bertahap. Pada tahap awal infeksi, gejala yang muncul biasanya mirip dengan flu ringan, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala ini akan hilang dalam beberapa minggu, namun virus HIV tetap berkembang biak di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala yang khas.

Pada tahap lanjut infeksi, jumlah sel CD4 akan semakin berkurang hingga di bawah 200 sel per mikroliter darah. Pada kondisi ini, tubuh sudah tidak memiliki kemampuan untuk melawan infeksi dan penyakit tertentu yang disebut sebagai infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang biasanya tidak menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh normal, namun dapat menjadi berbahaya bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Beberapa contoh infeksi oportunistik yang sering terjadi pada penderita HIV adalah pneumonia, toksoplasmosis, meningitis, tuberkulosis, dan kanker. Infeksi oportunistik ini dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian pada penderita HIV. Oleh karena itu, penderita HIV harus mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV) untuk menekan perkembangan virus HIV dan menjaga jumlah sel CD4 tetap tinggi.

Baca Juga:  Bagaimana Peran Nyata Indonesia dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia? Jelaskan

Selain infeksi oportunistik, penderita HIV juga lebih rentan terkena penyakit umum lainnya, seperti flu atau influenza. Flu adalah penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus influenza. Gejala flu meliputi demam tinggi, batuk kering, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau berair, nyeri otot atau sendi, sakit kepala, dan kelelahan.

Meskipun flu biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari atau minggu pada orang sehat, namun flu dapat menjadi lebih parah dan berisiko tinggi menyebabkan komplikasi pada penderita HIV. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh penderita HIV tidak dapat melawan virus influenza dengan efektif. Komplikasi flu yang dapat terjadi pada penderita HIV antara lain pneumonia bakteri atau virus, sinusitis, otitis media (radang telinga tengah), miokarditis (radang otot jantung), ensefalitis (radang otak), dan sepsis (infeksi darah).

Komplikasi flu ini dapat menyebabkan kematian pada penderita HIV jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, pencegahan flu sangat penting bagi penderita HIV. Beberapa cara untuk mencegah flu pada penderita HIV adalah sebagai berikut:

  • Mendapatkan vaksinasi flu setiap tahun
  • Menghindari kontak dengan orang yang sakit flu
  • Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  • Menggunakan masker saat batuk atau bersin
  • Mengonsumsi makanan bergizi dan cukup cairan
  • Beristirahat cukup dan mengelola stres
  • Menghindari merokok dan alkohol
Baca Juga:  Bagaimana Cara Melakukan Permainan Arung Jeram dalam Pramuka

Bila seseorang terkena virus HIV sangat rentan terkena penyakit lainnya karena sistem kekebalan tubuh lemah. Seseorang yang terkena HIV juga bisa mengalami kematian akibat flu jika tidak mendapatkan pengobatan yang sesuai. Oleh karena itu, penting bagi penderita HIV untuk menjalani pengobatan ARV secara rutin dan menerapkan gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan tubuh dan mencegah komplikasi.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *