Cara Menghitung Anggaran Fleksibel pada Dua Jumlah Produksi yang Berbeda

Cara Menghitung Anggaran Fleksibel pada Dua Jumlah Produksi yang Berbeda

Posted on

Anggaran fleksibel adalah metode perencanaan anggaran yang dapat disesuaikan dengan perubahan jumlah produksi atau volume penjualan. Dalam situasi di mana jumlah produksi berbeda, cara menghitung anggaran fleksibel dapat membantu perusahaan untuk menilai kinerja keuangan dari perspektif yang lebih beragam.

1. Menghitung Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi berbeda. Biaya tetap bisa termasuk sewa, gaji karyawan tetap, pajak properti, dan biaya administrasi.

Untuk menghitung biaya tetap, pertama-tama, Anda perlu menentukan jenis biaya tetap yang ada dalam perusahaan Anda. Setelah itu, tambahkan semua biaya tetap tersebut.

Contoh:

Biaya tetap = sewa + gaji karyawan tetap + pajak properti + biaya administrasi

2. Menghitung Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan jumlah produksi atau volume penjualan. Biaya variabel bisa termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pengiriman.

Untuk menghitung biaya variabel, Anda perlu menentukan jumlah produksi atau volume penjualan dan mengalikan dengan biaya variabel per unit.

Baca Juga:  Sistem Pembayaran di Indonesia: Pengertian, Peran, dan Lembaga Pengatur

Contoh:

Biaya variabel = jumlah produksi x biaya variabel per unit

3. Menghitung Total Biaya

Setelah Anda menghitung biaya tetap dan biaya variabel, selanjutnya Anda dapat menghitung total biaya. Total biaya adalah jumlah biaya tetap dan biaya variabel.

Contoh:

Total biaya = biaya tetap + biaya variabel

4. Menghitung Harga Jual Per Unit

Harga jual per unit adalah harga yang dibebankan pada setiap unit produk. Untuk menghitung harga jual per unit, Anda perlu menentukan jumlah produksi atau volume penjualan dan mengalikan dengan harga jual per unit.

Contoh:

Harga jual per unit = jumlah produksi x harga jual per unit

5. Menghitung Kontribusi Margin Per Unit

Kontribusi margin per unit adalah perbedaan antara harga jual per unit dan biaya variabel per unit. Kontribusi margin per unit digunakan untuk membayar biaya tetap dan memberikan laba.

Contoh:

Kontribusi margin per unit = harga jual per unit – biaya variabel per unit

6. Menghitung Laba Kotor

Laba kotor adalah laba sebelum dikurangi biaya tetap. Untuk menghitung laba kotor, Anda perlu mengalikan kontribusi margin per unit dengan jumlah produksi atau volume penjualan.

Contoh:

Laba kotor = kontribusi margin per unit x jumlah produksi

Baca Juga:  Indonesia dan Peranannya dalam Berdirinya ASEAN

7. Menghitung Laba Bersih

Laba bersih adalah laba setelah dikurangi biaya tetap. Untuk menghitung laba bersih, Anda perlu mengurangi biaya tetap dari laba kotor.

Contoh:

Laba bersih = laba kotor – biaya tetap

8. Contoh Kasus: Perusahaan X

Perusahaan X memproduksi dua jenis produk: A dan B. Perusahaan X mempunyai biaya tetap sebesar Rp 200.000.000 per tahun dan biaya variabel per unit adalah sebagai berikut:

  • Produk A: Rp 500.000
  • Produk B: Rp 700.000

Harga jual per unit adalah sebagai berikut:

  • Produk A: Rp 1.000.000
  • Produk B: Rp 1.500.000

Jumlah produksi untuk produk A adalah 2.000 unit dan untuk produk B adalah 1.000 unit.

Menghitung biaya tetap:

Biaya tetap = Rp 200.000.000

Menghitung biaya variabel:

Biaya variabel produk A = 2.000 x Rp 500.000 = Rp 1.000.000.000

Biaya variabel produk B = 1.000 x Rp 700.000 = Rp 700.000.000

Menghitung total biaya:

Total biaya = biaya tetap + biaya variabel

Total biaya = Rp 200.000.000 + Rp 1.700.000.000 = Rp 1.900.000.000

Menghitung harga jual per unit:

Harga jual per unit produk A = 2.000 x Rp 1.000.000 = Rp 2.000.000.000

Harga jual per unit produk B = 1.000 x Rp 1.500.000 = Rp 1.500.000.000

Menghitung kontribusi margin per unit:

Kontribusi margin per unit produk A = Rp 1.000.000 – Rp 500.000 = Rp 500.000

Baca Juga:  16 Tensis dan Rumusnya

Kontribusi margin per unit produk B = Rp 1.500.000 – Rp 700.000 = Rp 800.000

Menghitung laba kotor:

Laba kotor produk A = 2.000 x Rp 500.000 = Rp 1.000.000.000

Laba kotor produk B = 1.000 x Rp 800.000 = Rp 800.000.000

Laba kotor = Rp 1.000.000.000 + Rp 800.000.000 = Rp 1.800.000.000

Menghitung laba bersih:

Laba bersih = laba kotor – biaya tetap

Laba bersih = Rp 1.800.000.000 – Rp 200.000.000 = Rp 1.600.000.000

9. Kesimpulan

Dalam menghitung anggaran fleksibel pada dua jumlah produksi yang berbeda, Anda perlu menghitung biaya tetap, biaya variabel, harga jual per unit, kontribusi margin per unit, laba kotor, dan laba bersih. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat membuat perencanaan anggaran yang lebih akurat dan dapat menilai kinerja keuangan dari perspektif yang lebih beragam.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *