Buku karya Multatuli yang berisi tentang kisah Saijah dan Adinda petani yang jadi korban tanam paksa di Lebak Banten berjudul Max Havelaar adalah salah satu karya sastra yang menggugah hati banyak orang. Buku ini ditulis oleh Eduard Douwes Dekker, seorang penulis Belanda yang menggunakan nama pena Multatuli, yang berarti “aku yang menderita banyak”.
Buku ini merupakan novel roman yang menceritakan penderitaan rakyat akibat kebijakan tanam paksa yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Tanam paksa adalah sistem perkebunan yang mengharuskan rakyat menanam komoditas tertentu untuk diekspor ke Eropa, seperti kopi, tebu, tembakau, dan lain-lain. Akibatnya, rakyat tidak bisa menanam padi untuk kebutuhan sendiri, sehingga kelaparan dan miskin.
Salah satu cerita yang ada dalam buku ini adalah kisah Saijah dan Adinda, dua orang petani muda yang saling mencintai di Lebak, Banten. Mereka bercita-cita untuk menikah dan hidup bahagia. Namun, impian mereka hancur karena tanam paksa. Saijah harus bekerja keras di perkebunan kopi milik Belanda, sementara Adinda harus menunggu di rumah dengan harapan yang semakin pupus.
Suatu hari, Saijah mendengar kabar bahwa Adinda dan keluarganya dibunuh oleh tentara Belanda karena menolak tanam paksa. Saijah pun marah dan bergabung dengan gerakan perlawanan rakyat. Akhirnya, ia juga tewas dalam pertempuran melawan penjajah.
Kisah Saijah dan Adinda adalah simbol dari penderitaan rakyat Indonesia di bawah penjajahan Belanda. Buku ini juga merupakan kritik pedas terhadap sistem kolonialisme dan imperialisme yang merampas hak-hak dan martabat manusia. Buku ini menjadi inspirasi bagi banyak tokoh pergerakan nasional Indonesia, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, dan lain-lain.
Buku karya Multatuli yang berisi tentang kisah Saijah dan Adinda petani yang jadi korban tanam paksa di Lebak Banten berjudul Max Havelaar adalah buku yang layak dibaca oleh semua orang yang peduli akan sejarah dan nasib bangsa Indonesia. Buku ini tidak hanya menyajikan cerita yang menyentuh hati, tetapi juga memberikan pelajaran tentang nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan patriotisme.