Budaya Akademik Islam: Antara Kejujuran dan Plagiasi

Budaya Akademik Islam: Antara Kejujuran dan Plagiasi

Posted on

Budaya akademik adalah budaya yang universal dalam akademisi, di mana seseorang akan mengembangkan potensi akademiknya untuk mencari sebuah kebenaran dalam menggali keilmuannya melalui penelitian. Budaya akademik dalam Islam tentu menjadi sebuah keharusan dimana nilai-nilai Islam diterapkan dalam dunia pendidikan. Penting untuk dicatat bahwa muara dari budaya akademik yang ditumbuhkan dalam Islam adalah semakin bertambahnya keyakinan terhadap Allah SWT.

Budaya akademik dalam Islam menghendaki semua orang muslim untuk memiliki sikap tekun dan ulet dalam mencari ilmu. Islam sebagai agama yang mendorong umatnya untuk menjadi cerdas dan pandai maka mempunyai banyak dalil-dalil mengenai keutamaan mencari ilmu. Salah satunya adalah hadis Nabi Muhammad SAW yang bersabda:

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga. [HR. Muslim]

Selain itu, budaya akademik dalam Islam juga menuntut adanya sikap rasional, kritis, terbuka, dan jujur sebagai bagian dari cara meningkatkan etos kerja dan meraih keberhasilan. Dalam Al-Quran, Allah SWT menyebut orang-orang yang memiliki karakter berbudaya akademik dengan istilah ulul albab, yaitu orang-orang yang memiliki akal yang mumpuni. Mereka adalah orang-orang yang selalu mengingat Allah SWT dalam keadaan berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka selalu memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (QS. Ali Imran: 190-191).

Baca Juga:  Jamuran: Permainan Tradisional yang Menirukan Jamur

Namun, di sisi lain, kita juga menyaksikan fenomena perjokian kuliah atau plagiasi karya di dunia akademik yang dilakukan oleh sebagian orang muslim. Perjokian kuliah adalah perilaku mencontek atau memberikan contekan saat ujian atau tes. Plagiasi karya adalah perilaku menjiplak atau mengambil karya orang lain tanpa memberikan pengakuan atau sumber secara benar. Kedua perilaku ini tentu bertentangan dengan budaya akademik Islam yang dibangun berlandaskan kejujuran.

Lantas, apa yang salah dengan diri mereka yang melakukan perjokian kuliah atau plagiasi karya? Apakah mereka tidak sadar bahwa tindakan mereka adalah dosa dan merugikan diri sendiri dan orang lain? Apakah mereka tidak takut akan murka Allah SWT dan siksa neraka?

Ada beberapa faktor yang mungkin menyebabkan seseorang melakukan perjokian kuliah atau plagiasi karya, di antaranya adalah:

Dalam konteks budaya akademik Islam, penting bagi individu yang terlibat dalam perjokian kuliah atau plagiasi untuk merenungkan tindakan mereka, memperbaiki perilaku, dan memperkuat pemahaman akan nilai-nilai Islam yang menekankan pentingnya kejujuran, integritas, dan penghargaan terhadap ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr: 18)

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya budaya akademik Islam yang dibangun berlandaskan kejujuran. Aamiin.

Pos Terkait:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *