Bangsa – Bangsa Eropa yang Pernah Menduduki atau Menjajah di Nusantara

Bangsa – Bangsa Eropa yang Pernah Menduduki atau Menjajah di Nusantara

Posted on

Nusantara adalah sebutan untuk wilayah kepulauan yang membentang dari Sumatera hingga Papua. Nusantara memiliki kekayaan alam yang melimpah, terutama rempah-rempah yang sangat diminati oleh bangsa-bangsa Eropa pada masa lalu. Karena itu, banyak bangsa Eropa yang berusaha masuk dan menguasai Nusantara dengan berbagai cara. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya.

Portugis (1509-1595)

Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang datang ke Nusantara. Dengan salah satu tokoh pentingnya yakni, Alfonso de Albuquerque, Portugis berhasil mengenalkan Nusantara ke dunia Eropa.

Awal mula kedatangan Portugis adalah ke daerah Maluku, yang dilatarbelakangi pencarian rempah-rempah. Kedatangannya pun disambut hangat oleh raja dan rakyat Maluku pada saat itu, hingga pada akhirnya Portugis melanggar aturan yang disepakati dengan menerapkan praktik monopoli tidak sehat.

Pada akhirnya, penjajahan yang dilakukan oleh Portugis meluas ke berbagai penjuru Nusantara, salah satunya Pulau Jawa. Ketika tahun 1602, datang pasukan Belanda dan mengalahkan pasukan Portugis hingga pada akhirnya kolonialisasi yang dilakukan Portugis tersebut berakhir.

Spanyol (1521-1692)

Spanyol adalah bangsa Eropa lainnya yang tertarik dengan rempah-rempah Nusantara. Spanyol tiba di Maluku pada 1521, setelah berhasil mengelilingi dunia dengan ekspedisi Magellan. Spanyol bersaing dengan Portugis yang sudah lebih dulu berada di sana.

Baca Juga:  Momentum yang Kemudian Menjadi Mata Rantai Kekuasaan VOC dan Belanda di Indonesia

Portugis yang pada saat itu masih menjajah Indonesia, menganggap bahwa Spanyol melanggar hak monopoli Portugis, meskipun pada dasarnya mereka berada dalam cakupan wilayah perdagangan yang berbeda. Portugis memutuskan bekerja sama dengan kerajaan Ternate sedangkan Spanyol dengan kerajaan Tidore.

Namun tetap saja antara kedua negara tersebut terjadi persaingan dagang yang berkepanjangan. Pada akhirnya tahun 1529, konflik berkepanjangan tersebut menghasilkan perjanjian bahwa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan melakukan perdagangan di Filipina, sedangkan Portugis tetap melakukan perdagangan di Maluku.

Inggris (1603-1824)

Inggris adalah salah satu negara Eropa yang memiliki kekuatan maritim dan perdagangan yang besar. Inggris mulai tertarik dengan Nusantara setelah mendengar laporan dari pedagang-pedagang Belanda tentang kekayaan rempah-rempah di sana. Inggris kemudian mendirikan Perusahaan Hindia Timur Inggris (EIC) pada 1600 untuk mengurus perdagangan dengan Asia.

Inggris pertama kali datang ke Nusantara pada 1603 dan mendirikan pos dagang di Banten. Inggris kemudian berusaha memperluas pengaruhnya di Nusantara dengan membuat perjanjian-perjanjian dengan penguasa setempat, seperti Aceh, Mataram, Banjar, Makassar, dan lain-lain.

Namun, Inggris juga harus bersaing dengan Belanda yang sudah lebih dulu menguasai sebagian besar wilayah Nusantara. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik-konflik antara kedua negara tersebut, baik di laut maupun di darat. Pada akhirnya, Inggris menyerahkan semua wilayahnya di Nusantara kepada Belanda sebagai imbalan atas pengakuan Belanda atas kedaulatan Inggris di India melalui Perjanjian London 1824.

Baca Juga:  Penjajahan Belanda di Indonesia: Tahapan dan Dampaknya

Belanda (1602-1942)

Belanda adalah bangsa Eropa yang paling lama dan paling kuat menjajah Nusantara. Belanda datang ke Nusantara pada 1596 dengan ekspedisi Cornelis de Houtman. Belanda kemudian mendirikan Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) pada 1602 untuk mengurus perdagangan dengan Asia.

VOC menjadi perusahaan dagang terbesar dan terkuat di dunia pada saat itu. VOC berhasil mengalahkan Portugis dan Spanyol di Maluku dan merebut monopoli rempah-rempah dari mereka.

VOC juga berhasil mengalahkan Inggris dan Prancis dalam persaingan dagang di Nusantara. VOC kemudian memperluas pengaruhnya di Nusantara dengan membuat perjanjian-perjanjian dengan penguasa setempat, seperti Banten, Mataram, Gowa-Tallo, Minangkabau, Bali, dan lain-lain.

VOC juga membangun benteng-benteng dan pos-pos dagang di berbagai tempat untuk melindungi kepentingannya. VOC juga tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan tipu muslihat untuk menundukkan rakyat Nusantara yang menentangnya. VOC berakhir pada 1799 karena mengalami krisis keuangan dan politik akibat perang melawan Prancis dan Inggris.

Namun penjajahan Belanda tidak berhenti sampai di situ. Pemerintah Belanda kemudian mengambil alih semua aset VOC dan membentuk pemerintahan kolonial di Nusantara dengan nama Hindia Belanda.

Pemerintah kolonial Belanda menerapkan sistem tanam paksa, kulturstelsel, etische politiek, dan lain-lain untuk mengeksploitasi rakyat dan sumber daya alam Nusantara. Penjajahan Belanda baru berakhir pada 1942 ketika Jepang berhasil mengalahkan Belanda dan menduduki Nusantara selama Perang Dunia II.

Baca Juga:  Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia: Faktor Pendorong dan Dampaknya

Kesimpulan

Nusantara adalah wilayah kepulauan yang kaya akan rempah-rempah dan sumber daya alam lainnya. Karena itu, banyak bangsa Eropa yang tertarik untuk masuk dan menguasai Nusantara. Bangsa-bangsa Eropa yang pernah menduduki atau menjajah di Nusantara adalah Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda.

Masing-masing bangsa tersebut memiliki latar belakang, tujuan, cara, dan dampak yang berbeda-beda dalam menjajah Nusantara. Namun secara umum, penjajahan mereka membawa penderitaan bagi rakyat Nusantara.

Pos Terkait: